Jumat 03 Jun 2016 05:59 WIB

Ilmu Memahami Alquran

Rep: C23/ Red: Achmad Syalaby
Anak-anak tuna netra mencoba membaca Alquran digital indek braille yang baru didapatkannya, dari Yayasan Baitul Al Khairiyah yang bekerjasama dengan Kuwait Internasional Bank Al Dawli via International Islamic Charitable Organization, di The Trans Luxury H
Foto:
Museum Bayt Alquran

Penulisan ulumul Quran yang sesungguhnya mulai dilakukan pada abad kedua Hijriyah. Pada masa itu, cabang ilmu Alquran yang pertama mendapat perhatian para ulama adalah ilmu tafsir. Usaha ini ditandai dengan disusunnya berbagai kitab tafsir oleh para ulama pada masa tersebut.

Pada abad ketiga Hijriyah, beberapa ulama mulai menulis kitab ulumul Quran dengan objek pembahasan yang berbeda-beda. Al-Madini (234 Hijriyah), misalnya, menyusun buku tentang sebab turunnya Alquran.

Selain itu, Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (224 Hijriyah) juga menyusun buku tentang nasikh dan mansukh dalam Alquran. Lalu, Muhammad bin Ayyub ad-Daris yang menyusun buku tentang Makkiyah (yang turun di Makkah) dan Madaniyyah (turun di Madinah).

Penulisan ulumul Quran terus berlanjut pada masa-masa berikutnya. Objek pembahasannya pun mulai beragam. Di antaranya, tentang majas dalam Alquran, hal-hal yang bersifat umum dalam Alquran, serta kata sulit dalam Alquran.

Dan, saat ini telah cukup banyak kitab ulumul Quran yang beredar serta selalu dijadikan rujukan. Dari sekian banyak kitab yang telah diterbitkan, kitab al-Burhan fi Ulum Alquran  karya Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi asy-Syafii dan kitab Al-Itqan fi Ulum Alquran karya Imam Jalaluddin karya as-Suyuti asy-Syafii, merupakan dua kitab ulumul Quran yang paling cukup dikenal.

Ulama-ulama Indonesia juga memberikan perhatian besar dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu Alquran. Mencakup persoalan tafsir dan hal-hal lain yang berkaitan dengan seluk-beluk Alquran.

Buku yang membahas ulumul Quran sudah cukup banyak ditulis ulama Indonesia. Antara lain, buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir karya Hasbi ash-Shiddieqy. Hingga 1994, buku tersebut telah beberapa kali dicetak ulang.

Selain itu, ada pula buku berjudul Membumikan Alquran karya  Muhammad Quraish Shihab, yang diterbitkan pada 1992. Dalam buku tersebut, ia tidak hanya menguraikan perihal ulumul Quran dan tafsirnya, tetapi juga mencantumkan persoalan-persoalan kontemporer yang dibingkai menurut visi Alquran.

Bahkan, Pemerintah Daerah DKI Jakarta pun pernah menyusun buku ulumul Quran berseri berjudul Ilmu-Ilmu Alquran. Seri pertama buku itu telah diterbitkan oleh Biro Mental Spiritual DKI, Proyek Peningkatan Lembaga Bahasa dan Ilmu Alquran DKI Jakarta pada 1994. ed Hafiz Muftisanny

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement