Rabu 13 Jan 2016 14:02 WIB

Berakhirnya Kesendirian Muhammad

Rasulullah memperjuangkan bilangan shalat waktu shalat sesuai dengan kemampuan kita.
Foto: 4shared.com
Rasulullah memperjuangkan bilangan shalat waktu shalat sesuai dengan kemampuan kita.

REPUBLIKA.CO.ID, Kesendirian Muhammad berakhir sudah. Kehilangan yang mendalam terhadap Khadijah, istri pertama yang mendampinginya sejak awal masa kenabian, akhirnya terobati pula. Saudah binti Zam'ah menjadi penawar kesendirian Muhammad itu.

Saat itu, Saudah merupakan seorang janda yang usianya tak lagi muda. Semula ia adalah istri dari As-Sakran ibn Amr yang merupakan saudara Suhail ibn Amr Al-Amiri. Sakran meninggal dunia sesaat setelah kembali dari Habsyah, Ethiopia.

Sebelumnya, ia hijrah dari Makkah ke Habsyah untuk menyelematkan keyakinannya, Islam. Mengutip Islamonline, Muhammad dan Saudah melangsungkan pernikahan pada Ramadhan tahun kesepuluh setelah masa kenabian Muhammad.

Pernikahan ini berawal dari sebuah keprihatinan para sahabat atas kesendirian yang dilami Muhammad setelah ditinggal Khadijah. Mereka berharap Muhammad kembali menikah. Namun saat itu, tak ada yang berani mengajukan usulan itu kepada Muhammad.

Akhirnya, Khaulah binti Hakim, memberanikan diri untuk mewakili para sahabat. Ia menawarkan Aisyah binti Abu Bakar untuk menggantikan posisi Khadijah. Namun saat itu, Aisyah masih sangat belia. Maka ia mengusulkan agar meminangnya terlebih dahulu.

Dalam kurun dua hingga tiga tahun, tampaknya pernikahan Muhammad dengan Aisyah belum bisa dilaksanakan. Dia menawarkan Saudah binti Zam'ah dari bani Ady bin Najjar. Saudah dianggap mampu mengurus keperluan Muhammad dan memelihara putri-putrinya.

Muhammad menyetujui usulan Khaulah. Ia pun mengizinkan Khaulah untuk meminangkan keduanya, Aisyah dan Saudah. Khaulah pun bergegas ke rumah Abu Bakar dan Zam'ah. Khaulah bertemu dengan Saudah. ''Kebaikan apa yang Allah limpahkan kepadamu Saudah?'' tanyanya kepada Saudah.

Namun Saudah bertanya kepada Khaulah apa yang ia maksudkan dengan pertanyaan itu. Kemudian Khaulah menjawab bahwa ia diutus Muhammad, Rasulullah, untuk meminangnya. ''Kuharap engkau masuk dan menceritakan kepada ayahku,'' katanya bergetar. Zam'ah kemudian menerima pinangan itu, demikian pula Saudah.

Saudah menjadi ibu rumah tangga di rumah suaminya, Muhammad hingga Aisyah datang ke rumah tersebut. Saudah mengetahui tempat Aisyah di hati suaminya itu. Maka, ia berikan hari-harinya kepada Aisyah dan memberikan kelapangan di rumah kepada putri Abu Bakar itu.

Saudah hidup bekerja keras dalam mengurusi rumah kenabian, hatinya juga penuh keridhoan dan iman kepada Muhammad hingga lelaki mulia ini dijemput oleh malaikat maut untuk menghadap Tuhannya. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement