Jumat 23 Oct 2015 15:55 WIB

Ini Rahasia Basmalah

Basmalah (ilustrasi).
Foto: parisnajd.com
Basmalah (ilustrasi).

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Basmalah (bism Allah al-rahman al-rahim) memiliki banyak rahasia. Basmalah bukan hanya populer bagi Nabi Muhammad SAW dan para umatnya, melainkan juga populer di kalangan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Bahkan, ada yang mengatakan, semenjak zaman Nabi Adam AS, basmalah sudah familiar digunakan.

Dalam suatu riwayat dikatakan Nabi Ibrahim AS sebelum membaca doa ia membaca basmalah. Yang dibaca Nabi Isa AS ketika menghidupkan orang mati ialah basmalah, Nabi Nuh AS menjalankan perahunya dengan basmalah, dan surat sakti yang membuat Ratu Balqis tak luk kepada Nabi Sulaiman AS ialah suratnya yang berisi Bism Allah al-rahman al-rahim. Kalimat basmalah juga menghimpun tiga Nama Tuhan, satu lafdz aljalalah (Allah) dan dua sifat utama-Nya (al-Rahman dan al-Rahim).

Basmalah dalam Islam menjadi sangat penting karena mengawali surah al-Fatihah (al-fatihah al-Kitab), surah yang wajib dibaca pada setiap rakaat shalat. Setiap surah Alquran diawali penulisannya dengan basmalah, pengecualian surah al-Taubah karena beberapa penjelasan. Allah SWT juga memerintahkan kita untuk mengonsumsi suatu makanan, khususnya daging, yang disembelih dengan membaca basmalah.

Walata'kulu mimma lam yudzkari ism Allah (Dan janganlah mengonsumsi binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya QS al-An'am [6]:121). "Maka konsumsilah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya QS al-An'am [6]:118). Nabi sendiri selalu mengingatkan kita untuk memulai setiap pekerjaan dengan membaca basmalah.

Pencantuman titik di bawah huruf ba di awal basmalah juga memiliki pembahasan yang panjang di dalam perspektif tasawuf. Akan tetapi, dari segi kebahasaan, fungsi huruf ba di situ untuk pertolongan (isti'anah), yaitu menyandarkan niat dan perbuatan hanya kepada Allah SWT. Cara menerjemahkan Bism Allah di sini ialah "Dengan nama Allah." Ada juga mengartikan huruf ba di situ sebagai pengganti (istibdal).

Cara menerjemahkannya ialah "atas nama Allah" atau dalam bahasa Inggris In the name of Allah. Jika menggunakan terjemahan pertama, manusia lebih menonjol sebagai ham ba yang segalanya untuk dan ka rena Allah SWT semata. Sedangkan, terjemahan kedua manusia lebih menonjol sebagai khalifah, representatif Allah SWT.

Dalam Tafsir Al-Kafi , mengambil riwayat dari Al-Baqir: "Kitab yang pertama kali Tuhan turunkan dari langit ialah bismillahir- rahmanirrahim, apabila membacanya jangan lupa untuk me mohon perlindungan terhadap Allah SWT. Jika dibaca, Allah akan melindunginya dari apa- apa yang ada antara langit dan bumi." (Al-Kasyani dalam Tafsir al-Shafi , Juz 1, h 82).

Sebagian lagi menjelaskan basmalah dengan mengatakan al-ba'u Bahaullah, wa al-sin sanaullah, wa al-mim mul- kullah, wa al-Allah Ilahu kulli syai wa al-rahman bi jami'i khalqihi wa al-rahman bi al-mu'minin kha shah (Al-Qummi, Tafsir al- Qummi, Juz 56, h 56).  Riwayat Ibn Abbas: Anna likulli syai'in usas Hadis lain: Wa usas al-Qur'an al- Fatihah wa usas al-Fatihah Bis- millahirrahmanirrahim". (Majma\'al- bayan, oleh Al-Thabrisi, Juz 1 h 20).

Almarhum Nurcholish Madjid suka menggunakan arti yang kedua karena kalau yang pertama terkesan unsur mistiknya menonjol, sedangkan yang kedua unsur tanggung jawabnya menonjol. Dengan membaca basmalah, melekat sebuah tanggung jawab besar, kita tidak boleh main-main karena kita memperatasnamakan Allah SWT. Terjemahan ini sesuai dengan kapasitas manusia sebagai khalifah di bumi (inni ja'ilun fi al-ardh khalifah).

Apa pun yang dilakukan memang untuk dan atas nama Allah SWT. Dicontohkan, jika seorang rektor berhalangan, wakil rektor mewakili rektornya membuka atau meresmikan acara, sang wakil rektor tentu akan mengatakan: In the name of Rector (atas nama rektor).

Manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi juga harus menjalankan fungsinya dengan baik. Karena itu, Nabi memerintahkan apa pun yang akan dilakukan mulailah dengan basmalah. Terdapat berbagai pendapat pe nu lisan huruf ba didempetkan dengan kata ism, yang menyalahi teori ilmu penulisan bahasa Arab ('ilm ram). Biasanya huruf ba ditulis terpisah dengan kata berikutnya, seperti penulisan kata: Iqra' bi ismi Rabbik (terpisah dengan kata ism).

Sebagian ulama mengatakan karena itu perintah langsung dari Nabi untuk menghilangkan alif (hamzah washl) sesudah huruf ba lalu huruf ba disambungkan dengan kata ism, maka jadilah bism, bukan bi ism. Sebagian ulama menekankan hik mahnya bahwa pendempetan antara huruf ba dengan ism dalam basmalah karena ada huruf Allah sesudah ism. Berbeda dengan bi ism Rabb yang tidak ditulis bersambung.

Dalam perspektif tasawuf dibedakan dengan jelas antara kata Allah sebagai Lafz al-Jalalah berada dalam level Ahadiyyah. Se- dangkan, Rabb himpunan dari nama-nama-Nya yang berada di level Wahidiyyah. Allahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement