REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di sebuah wilayah ibu kota Spanyol Madrid terdapat sebuah wilayah otonomi khusus yang menjadi pusat sejarah dalam salah satu Warisan Dunia UNESCO, Alcala de Henares. Di wilayah otonomi khusus ini terdapat sebuah istana abad ke-19 yang sangat kental dengan gaya arsitektur Neo Mudejar. Arsitektur Mudejar merupakan gaya bangunan yang berakar dari arsitektur Moor atau sebutan masyarakat Muslim Spanyol di Semenanjung Iberia setelah peristiwa Reconquista.

Kebangkitan arsitektur Moor atau Neo Moorish Revival merupakan bagian dari Neo Mudejar yang berkembang sebagai identitas baru dari peninggalan Muslim Spanyol. Istana Laredo menjadi bukti kerinduan para arsitek Spanyol, pada ketinggian gaya arsitektur Islam. Istana Laredo dibangun pada 1882 kini lokasi bangunan istana ini berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Paseo dela Estacion di pusat kota Madrid.

Istana ini merupakan buah karya dan ide dari arsitek Spanyol Manuel Jose Laredo. Uniknya Manuel Jose Laredo bukan hanya arsitek, ia juga seniman restoratif yang bekerja pada karya-karya seni keuskupan di Alcala de Henares. Walaupun dibangun tiga abad setelah runtuhnya Islam di Spanyol, namun gaya arsitektur Islam sangat kuat pada setiap detail interior istana. Ketika Manuel Jose Laredo menjadi wali kota Alcala de Henares, ia menjadikan istana ini sebagai hunian pribadi dan keluarganya.

Hingga pada 1895, bangunan istana dijual dan beberapa kali beralih fungsi, mulai dari Hotel Laredo, gedung dewan kota, hingga museum dan katedral. Kini, Istana Laredo dinyatakan sebagai monumen sejarah dan bagian dari warisan budaya nasional Spanyol. Pada 1996, Istana Laredo menjadi bagian dari Pusat Studi Sejarah Eropa dari Universitas Alcala. Bangunan istana ini berfungsi sebagai museum terbuka untuk umum.

Ikuti Whatsapp Channel Republika