Rabu 02 Sep 2015 21:05 WIB

Tiga Ciri Utama Pesantren

Pesantren
Foto: Arief Priyoko/Antara
Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang menjadi tempat para santri belajar ilmu-ilmu agama, semua orang sudah mengetahuinya. Namun, ada tiga ciri utama lain pondok pesantren yang menjadikannya mempunyai peran yang luar biasa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Di tengah keragaman pesantren, setidaknya ada tiga ciri utama pesantren yang luar biasa pengaruhnya bagi Indonesia, sebagai sebuah bangsa yang sangat besar,” demikian ditegaskan  Menag Lukman Hakim Saifuddin, saat menyampaikan sambutan pada Tasyakuran Setengah Abad Pondok Pesantren Pabelan, Sabtu (29/08), Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Menteri Lukman, tiga ciri utama pondok pesantren, yaitu: pertama, semua pondok pesantren selalu mengajarkan paham Islam yang moderat. “Ini sesuatu yang patut kita syukuri. Jadi kajian Ilmu kalamnya, teologinya, fiqihnya, tasawufnya, semuanya itu pada titik moderasi dari berbagai macam kutub ekstrim yang ada dalam hasanah pemikiran Islam yang begitu luas spektrumnya,” tegas Menag. 

Karenanya, lanjut Menag, Islam yang akan dikembangkan di Indonesia melalui pondok pesantren adalah paham Islam yang moderat. Ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam konteks keIndonesia-an.

Ciri kedua, keluarga besar pesantren, tidak hanya tercermin dari para pimpinan atau kyainya, tapi juga para santrinya, memiliki jiwa besar dalam mensikapi keragaman. Mereka tidak mudah terpancing untuk melihat persoalan secara hitam putih atau mudah menyalah-nyalahkan. “Pesantren begitu arif mengajarkan bagaimana santri tidak hanya memahami perbedaan tapi bagaimana menyikapi perbedaan. Karena santri yang datang ke pesantren berasal dari berbagai daerah, tradisi, budaya, kajian-kajiannya pun penuh keragaman,” paparnya. 

Ciri ketiga, setiap pesantren selalu mengajarkan cinta Tanah Air. Hanya di wilayah,  daerah, dan negara yang damai sajalah syariat Islam, nilai-nilai kebajikan bisa dijalankan dengan baik. Maka kata Menag, kewajiban untuk menjaga dan memelihara Tanah Air merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap muslim, bahkan menjadi ukuran kualitas keimanan seseorang.

“Jadi cinta Tanah Air inilah yang pada akhirnya memiliki peran yang sangat signifikan dalam ikut menjaga negara bangsa Indonesia tercinta ini sehingga faham yang berkembang di Idonesia memiliki kekhasannya dibanding nilai-nilai Islam yang berkembang di Timur Tengah, Afrika, juga di Eropa, dan belahan bumi lainnya,” tutur Menag. 

“(dengan tiga ciri utama ini) Pondok pesantren mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambahnya.

Kepada para santri generasi penerus bangsa, Menag mengajak untuk menjaga amanah warisan nilai-nilai yang sangat baik ini. “Suatu saat kita transformasikan, kemudian hasilnya diserahkan kepada generasi-generasi yang akan dating,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement