Kamis 20 Aug 2015 10:00 WIB

Manusia Pertama yang Memperbaiki Ka’bah

Kabah, Masjidil Haram, Makkah.
Foto: AP
Kabah, Masjidil Haram, Makkah.

Oleh: Syahruddin el-Fikri

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Ibrahim AS adalah salah seorang utusan Allah yang menentang penyembahan berhala oleh kaumnya. Karena jengkel terhadap sikap kaumnya, Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala tersebut. Akibatnya, ia harus berhadapan dengan seorang raja yang lalim dan kejam. Raja itu bernama Namrudz atau Nimrod.

Karena keberaniannya itu, oleh Namrudz, Ibrahim harus dimasukkan ke dalam api yang panas. Namun, atas pertolongan Allah, api yang panas itu tak mampu membakar tubuhnya. Menurut sejumlah keterangan ahli, tempat pembakaran Nabi Ibrahim terjadi di Kota Sanliurfa atau Ur di wilayah Turki.

Nabi Ibrahim dikenal pula sebagai seorang nabi yang mengajarkan agama hanif (lurus) kepada kaumnya. Kepadanya, Allah memberikan suhuf untuk disampaikan kepada kaumnya. Selain itu, Nabi Ibrahim dikenal pula sebagai Nabi Allah yang diperintahkan untuk membangun atau memperbaiki fondasi Ka’bah.

Ka’bah adalah tempat ibadah pertama di dunia. Konon, malaikatlah yang pertama kali membangunnya, lalu Nabi Adam meratakan fondasinya dan kemudian diperbaiki oleh Ibrahim dan Ismail. Lihat Tafsir Al-Qurthubi tentang ayat 96-97 surah Ali Imran [3].

Ali bin Abi Thalib menyatakan, Allah SWT memerintahkan para malaikat-Nya untuk membangun Baitullah di muka bumi dan melaksanakan tawaf di sana. Peristiwa tersebut terjadi sebelum Adam diturunkan ke bumi. Setelah turun, Adam menyempurnakan bangunannya dan bertawaf di sana dan juga para nabi setelahnya. Kemudian, pembangunan Baitullah tersebut dilaksanakan kembali dan disempurnakan oleh Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Ismail.

Penjelasan ini berdasarkan keterangan Alquran surah Albaqarah [2] ayat 127 dan surah Alhajj [22] ayat 26.

Di sekitar Ka’bah, terdapat Maqam Ibrahim. Ini adalah tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun dan meninggikan Ka’bah. Ia bukanlah kuburan Nabi Ibrahim.

Selain itu, Nabi Ibrahim dikenal pula sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi). Mengapa demikian, karena dari kedua putranya (Ismail dan Ishak AS), lahir generasi penerus para nabi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement