Selasa 07 Jul 2015 16:53 WIB

Kaderisasi Generasi Islam Nuu Waar

jambore nasional afkn didik santri berkarakter
Foto: dok.afkn
jambore nasional afkn didik santri berkarakter

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tak terasa lebih dari tiga dekade, Yayasan Al Fatih Kafaah Nusantaraberdiri. Mendidik dan membina generasi Muslim Nuu Waar. Satu generasiyang menyelamatkan umat manusia, kebahagiaan dan keselamatan dengantunduk kepada Allah SWT.

"Setelah bersyahadat, AFKN menyediakan pendidikan kepada warga NuuWaar di kampung dan anak-anak Nuu Waar yang dididik di Bekasi, JawaBarat. Sejak tahun 1980, ada 6.600 anak dididik dan dibiayai darihasil infak dan sedekah umat Islam. Sekitar 2.300 sudah kembali kekampung, dan 5.300 tengah menuntut ilmu, dan nantinya akan tambah lagi 5.800 anak yang akan menuntut ilmu,” ucapnya Presiden Yayasan Al-Fatih Kaffah Nusantara belum lama ini.

Ustaz Fadhlan menuturkan, tujuan AFKN ini adalah mencerdaskananak-anak Nuu Waar agar menjadi umat Islam yang mengerti dan memahamiAlquran dan mengaplikasikannya. Harapannya, ketika mereka menjadi apapun, bisa mengaplikasikan Alquran.

"Kaderisasi terus dilakukan. Ada yang jadi insinyur, ahli hukum, dan lainnya. Ada yang mengambil kursus imam dengan cita-cita menjadi imamdi Asia Tenggara. Ini yang ingin kami dorong dengan membiayai santri yang hafal 15-20 juz untuk ditempatkan di Asia Tenggara selama dua tahun, lalu kembali ke kampung halaman,” ungkapnya.

Saat ini, banyak dari santri Nuu Waar yang merantau ke Aceh, SumateraUtara, Sumatera Barat, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Mereka merantau untuk mengisi air dakwah di negerinya (Nuu Waar dan Indonesia).Sebelum itu, mereka sirami diri dengan Alquran.  “Inilah yang akan membawa kami kepada perubahan yang lebih baik,” kata dia.

Ada satu hal yang menarik kata Ustaz, ketika para santri kembaliberkumpul di Pesantren Nuu Waar Bekasi, Jawa Barat. Di sini, tepatnyapada bulan Ramadhan, para santri mewakili asal daerah rantau. Ada yang sudah mahir berbahasa Jawa, Sunda, Padang, dan bahasa daerah lain.

‘Ini yang kita sebut kampung halaman Ramadhan. Mereka seperti utusan dari provinsi padahal mereka asli Nuu Waar. Kemudian, Mereka berlomba mengeluarkan kemampuan masing-masing seperti baca Alquran,” ucap dia.

“Ini yang saya katakan tantangan adalah rahmat. Saya tidak pernahmengatakan tantangan itu (berdakwah di tanah Nuu Waar) menjadi besar.Yang diperlukan adalah istiqomah, sungguh-sungguh, dan sabar. Kitadikader oleh Allah melalui Alquran untuk memanfaatkan peluangkehidupan melalui jati diri,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement