Selasa 07 Jul 2015 14:01 WIB

Bripka Rizka Munawwaroh, Polwan Hafizah dari Palembang (Habis)

Sejak kecil Bripda Rizka Munawwaroh sudah hafal Alquran. Kini sudah hafal hampir 20 juzz Alquran. Pada 2016 menargetkan bisa hafal Alquran 30 juzz.
Foto: Republika/Maspril Aries
Sejak kecil Bripda Rizka Munawwaroh sudah hafal Alquran. Kini sudah hafal hampir 20 juzz Alquran. Pada 2016 menargetkan bisa hafal Alquran 30 juzz.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Lantas bagaimana cerita Rizka Munawwaroh sampai menjadi seorang penghafal Alquran atau hafizah? Rizka Munawwaroh bersama kakaknya lahir dari seorang ayah Abdillah Gofar yang memang seorang qori yang pernah mewakili Provinsi Sumatera Selatan pada beberapa perlombaan tilawatil quran.

Menurut Rizka sejak kecil ia sudah diperkenalkan dengan bacaan Alquran. “Waktu kecil saya dengan kakak disuruh ayah menghafal sebuah surat. Ternyata kakak saya lambat menghafalnya. Saya bisa lebih dulu dari dia. Kemudian ayah membawa saya ke Pondok Pesantren Ahlul Quran yang diasuh Hafiz Nawawi Dencik.”

Sejak itu Rizka Munawwaroh menjalani pendidikan di pondok pesantren asuhan Imam Masjid Agung Palembang. Lulus dari SD 21 Puncak Sekuning, Rizka mulai menjalani pendidikan tingkat SMP atau tsanawiyah di Pondok Pesantren Ahlul Quran. “Sejak SD dan saat di Ahlul Quran saya sudah hafal lima juz Alquran,” katanya.

Kemudian Rizka melanjutkan pendidikan ke Pondok Al Ittifaqiyah yang berada di luar Palembang. Sambil menyelesaikan pendidikannya, Rizka kemudian mampu menghafal hampir 20 juz Alquran. “Saya sekarang sedang menghafal juzz 20 dan Insya Allah pada 2016 saya targetkan bisa hafal 30 juz,” ujarnya.

 

Metode menghafal Alquran yang digunakan Rizka selain membaca dan mengulang bacaan Alquran adalah mendengar dari para istazah atau guru mengajinya. Kemudian mengulangnya dengan teknik dibaca sampai tiga kali lalu diulang kembali per ayat. Hasil bacaan tersebut kemudian ia setor ke ustad atau ustadzah yang melatihnya.

“Bagi saya untuk menghafal Alquran butuh ketenangan diri. Walau di sekitar saya ada suara berisik, kalau kita tenang maka kita bisa menghafalnya,” kata hafizah yang memiliki beberapa guru diantaranya, sang ayah Abdillah Gofar, Hafiz Nawawi Dencik, ustadzah Lailatul Mu’jijzat, ustad Mudrik Qori dan ustadzah Maryati.

Kini dengan kemampuannya menghafal Alquran yang sudah memasuki juzz 20, selain menjalankan tugasnya di bagian Biro SDM Polda Sumsel, ia juga ditugaskan untuk membantu dan mengajar anggota polwan lainnya untuk lebih menguasai Alquran di Masjid Assaaddah yang berada dalam komplek Polda Sumsel di jalan Jendral Sudirman.

“Ada juga perwira menengah yang meminta khusus ke saya untuk mengajar mengaji. Saya diminta membimbing memperbaiki bacaan Alqurannya, karena selama ini dia hanya lebih banyak menghafal dan belum fasih membaca Alquran,” ujar Rizka.

Selama bulan Ramadhan, selesai apel pagi Rizka Munawwaroh melangkahkan kakinya ke Masjid Assaaddah untuk melaksanakan shalat dhuha kemudian dilanjutkan membaca Alquran bersama anggota polwan lainya dan PNS di lingkungan Polda Sumsel.

Selain kini menjadi anggota Polri, Rizka Munawwaroh juga sempat meraih prestasi sebagai juara untuk hafalan 1 juzz pada MTQ Sumatera Selatan, kemudian mewakili daerah ini pada Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional di Banjarmasin. Atas prestasinya tersebut Rizka sempat mendapat hadiah umrah dari Gubernur Sumsel Alex Noerdin pada 2011.

Bagi Rizka Munawwaroh walau telah menjadi polisi wanita, menjadi hafizah tetap akan ia teruskan sampai hafal 30 juzz Alquran. “Menjadi hafizah Alquran itu amanah dari Allah SWT yang harus dijaga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement