Selasa 23 Jun 2015 10:47 WIB

Kasus Prostitusi ini Pernah Hebohkan Dinasti Ottoman

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Nasih Nasrullah
Dokumentasi lukisan suasana Rumah Bordir Arab Fati
Foto: theottomanfiles.com
Dokumentasi lukisan suasana Rumah Bordir Arab Fati

REPUBLIKA.CO.ID, Kejayaan yang diraih oleh dinasti-dinasti Islam pada masa lampau tidak serta-merta menghindarkan masyarakatnya dari aktivitas prostitusi. Bahkan, praktik semacam itu tetap berlangsung semasa pemerintahan Dinasti Ottoman.

Sejarawan asal Turki, Refik Ahmet Sevengil mengungkap, pada akhir peiode pemerintahan Sultan Sulaiman I, pernah ada kasus pelacuran yang cukup menghebohkan masyarakat Istanbul. Insiden tersebut terjadi pada 1565 M.

Ketika itu, kata Sevengil, penduduk di salah satu distrik di ibu kota kerajaan Ottoman itu beramai-ramai mendatangi hakim setempat. Mereka mengeluhkan keberadaan lima wanita di distrik itu yang secara terbuka terlibat dalam prostitusi. Kelima perempuan itu bernama Arab Fati, Narin, Giritli Nefise, Kamer, dan Balatlı Yumni.

“Setelah pengaduan masyarakat tersebut diproses dan disidangkan oleh hakim, maka diputuskanlah bahwa kelima perempuan itu harus diusir dari kota dan rumah-rumah milik mereka akan dijual,” ungkap Sevengil dalam bukunya, Istanbul Nasıl Egleniyordu.

Prostitusi pada era Ottoman tidak terbatas pada satu tempat saja, melainkan hampir dapat dijumpai di seluruh Istanbul. Hanya berselang dua tahun setelah peristiwa di atas, Sultan Selim II (yang memerintah antara 1566–1574) menginstruksikan penyelidikan atas praktik prostitusi yang terjadi di Istanbul. Sang sultan juga meminta agar para pelacur dihukum penjara.

“Akan tetapi, upaya untuk membasmi prostitusi pada waktu itu tidak begitu sukses, lantaran terlalu mudah untuk menyuap para pejabat terkait demi membebaskan pelacur-pelacur yang ditangkap,” tulis Niki Gamm dalam artikelnya, Prostitution in the Ottoman Empire.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement