Jumat 29 May 2015 23:41 WIB

Wisata Syariah di Pulau Seribu Masjid (2)

Pantai Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Foto: Antara
Pantai Lombok, Nusa Tenggara Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK --   Indonesia memiliki cukup banyak destinasi ramah bagi wisatawan Muslim tidak terkecuali di Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok. Di Pulau Lombok terdapat lima ribu lebih masjid dimana di setiap dusun dan lingkungan terdapat lebih dari satu masjid besar dan megah yang sebagian besar memiliki arsitektur Timur Tengah.

Meski mayoritas Muslim, Taufan menegaskan bahwa warga setempat juga telah siap menyambut wisawatan non Muslim. "Provinsi NTB penduduknya mayoritas muslim, namun masyarakatnya bisa menerima kehadiran para wisatawan dengan mengedepankan persaudaraan antar umat beragama termasuk dalam pariwisata," tutur Taufan Rahmadi.

Ia menjelaskan bahwa keunggulan NTB sebagai tujuan wisata syariah bukan hanya karena memiliki banyak masjid namun juga karena wisata syariah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

"Aktivitas apapun yang menjadi wisata syariah adalah bagian dari rutinitas masyarakat Lombok, termasuk saat turis menginap di pondok pesantren, akan dibawa lebih dalam pada aktivitas sehari-hari para santri," katanya.

Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi mengatakan kini pihaknya tengah menyiapkan pariwisata dengan konsep syariah. Wisata Islami saat ini tengah berkembang secara global dimana tidak hanya negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang mengembangkannya namun juga negara seperti Jepang dan Korea Selatan.

"Kita memiliki potensi untuk mengembangkan konsep wisata syariah. Dengan konsep ini bukan berarti mengabaikan wisatawan konvensional, melainkan orang yang datang ingin mendapatkan pelayanan yang lebih aman, salah satunya makanan berlabel halal," ujarnya.

Pemerintah Provinsi NTB tengah menyiapkan semua hal yang diperlukan dalam pengembangan wisata syariah tersebut untuk menjamin wisatawan yang datang berkunjung bisa mendapatkan dan merasakan pelayanan sesuai dengan konsep tentang wisata syariah.

"Semua ini sedang kita persiapkan dari sekarang seperti makanan berlabel halal. Karena itu nanti semua unsur akan dilibatkan seperti MUI, unsur terkait, organisasi keagamaan, tokoh agama, para pelaku wisata, pemandu wisata dan biro perjalanan dan lainnya," katanya.

Selain keterlibatan dalam mempersiapkan konsep dan pengembangan wisata syariah, diharapkan nantinya semua unsur yang terlibat dalam pariwisata di daerah itu juga ikut mempromosikan wisata syariah di dearah tersebut.

"Nanti selain terlibat dalam pengembangan wisata syariah kita meminta mereka juga menyuarakan soal wisata syariah ini ke para wisatawan," ujar gubernur yang juga merupakan salah satu ulama daerah tersebut.

Selain makanan dan minuman, semua objek wisata di NTB mempunyai arah kiblat untuk menjadi petunjuk bagi wisatawan yang ingin menunaikan ibadah. "Sejatinya wisata syariah akan menjadi alternatif pilihan bagi para wisatawan," ujarnya.

Karena itu pengembangan wisata bernunasa Islami ini tak perlu dirisaukan apalagi dikhawatirkan akan menyebabkan menurunnya angka kunjungan wisatawan. Konsep wisata syariah dan konvensional diyakini mampu menopang industri pelancongan di bumi seribu masjid ini.

Selain NTB, tujuan wisata syariah juga tengah dikembangkan di daerah lain di Indonesia antara lain di Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lombok dan Makassar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement