Ahad 24 May 2015 11:22 WIB

Cara Warga Yogya Dekatkan Diri dengan Alquran

Rep: c97/ Red: Agung Sasongko
Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan wanita berkerudung dan pria berkopiah berkumpul di titik nol Kota Yogyakarta. Mereka duduk beralas tikar di badan trotoar jalan Malioboro paling ujung. Masing-masing tampak memegang Alquran. Begitupun anak-anak usia SD dan TK. Mereka pun antusias saat mendengar seorang ustad memberikan tausiah ringan mengenai keutamaan Al-Quran.

Umbul-umbul bertulis BMT Bringharjo dan logo One Day One Juz (ODOJ) ikut menyemarakan suasana titik nol kilo meter Jogja. Bocah-bocah pun ceria mengangkat bendera-bendera kecil bertuliskan ODOJ. Rupanya ini adalah acara syiar Alquran yang sedang digelar oleh dua lembaga tersebut. Selain menarik kemauan masyarakat untuk lebih dekat dengan Alquran. Kegiatan ini merupakan sarana untuk memperkenalkan program BMT Bringharjo dan ODOJ lainnya.

"Kami ingin menyiarkan aktivitas yang baik. Terutama mengajak masyarakat untuk menghidupkan Al-Quran dalam aktivitas harian," tutur Ketua BMT Bringharjo, Rubi Utami Varalin pada ROL, Ahad (24/5). Menurutnya, Alquran adalah tuntunan dalam pembentukan ahlak manusia.

Di tengah ramainya perbincangan mengenai pembentukan karakter, ia menilai, Alquran merupakan landasan pembentukan karakter yang baik bagi manusia. Maka itu sudah seharusnya umat islam dapat membaca dan mempraktekan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.

Program yang dilakukan untuk mendekatkan masyarakat dengan Kitabullah, di antaranya Dusun Mengaji dan Bapak Becak Mengaji. Adapun untuk dusun mengaji, saat ini difokuskan pada tiga dusun di Desa Triwidadi, Pajangan, Bantul. "Kegiatannya kami pusatkan di Dusun Kersan," kata wanita yang akrab disapa Uut itu.

Sedangkan untuk program Bapak Becak Mengaji, pesertanya sudah mencapai ratusan. "Bapa Becak Mengaji yang di Pasar Bringharjo ada 320 orang. Yang di Malioboro 20 orang. Selain itu ada juga halaqoh bisnis mandiri sebanyak 32 kelompok. Di antaranya terdiri dari 162 angkringan yang kami bina," papar Uut.

Ia menyampaikan, BMT Bringharjo sengaja menggandeng ODOJ. Sebab, sistem pendampingan dan pengecekan tilawah oleh ODOJ cukup bagus. Dengan begitu pembinaan masyarakat agar dekat dengan Alquran dapat berjalan dengan baik. Uut meyakini, pembinaan masyarakat tidak akan selesai dengan hanya memberi target tilawah.

Melainkan juga harus dicek seberapa jauh masyarakat bertilawah Alquran dan mempraktikannya dalam kehidupan.

Dalam kesempatan tersebut Uut menuturkan, acara syiar ini juga digelar untuk mengingatkan masyarakat bahwa bulan Ramadhan sebentar lagi akan datang. "Karena itu kita harus lebih dekat dengan Alquran," katanya.

Koordinator DPA ODOJ Kota Yogyakarta, Firman mengemukakan, Alquran adalah asupan terbaik bagi jiwa seorang muslim. Maka itu, kedekatan seseorang dengan Alquran akan menentukan kesehatan jiwanya. Ia kemudian menjelaskan alasan bergabungnya ODOJ dalam syiar Al-Quran dengan BMT Bringharjo.

"Kami memiliki visi yang sama dalam membumikan Alquran," ujarnya.

Walaupun saat ini gerakan keduanya masih fokus pada tiga dusun untuk mengaji. Ke depannya Firman berharap akan ada lebih banyak desa lagi yang bisa turut serta membaca Alquran dengan rutin. "Sekarang peserta ODOJ yang terdaftar di DIY ada sekitar dua ribuan orang. Kami melakukan pembinaan berdasarkan pembagian wilayah, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, dan Kota," papar Firman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement