Senin 04 May 2015 21:18 WIB

Alasan Muslim Indonesia-AS Bentuk Dewan Penasihat

Muslim Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: AP/Sue Ogrocki
Muslim Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat akan membentuk Dewan Penasihat Muslim Indonesia dan AS atau "Indonesia-US Muslim Sdvisory Council "sebagai wadah utama dalam melaksanakan komitmen kedua negara dalam mempromosikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin (pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta).

"Ini adalah langkah strategis untuk menjawab berbagai tantangan umat yang dihadapi dewasa ini, dimana Islam digunakan untuk pencapaian tujuan politik dengan cara-cara kekerasan," kata Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (4/5).

Menurut Dubes Budi Bowoleksono, Muslim Indonesia dan Amerika Serikat saat ini sedang menyuarakan Islam yang damai dan toleran ke seluruh dunia."Berbagai aksi radikalisme dan ektrimisme yang kita pdewasa ini tidak ada kaitannya dengan ajaran agama tertentu," tegas Dubes Bowoleksono.Program kampanye Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta ini digagas oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C, AS bersama Kantor Utusan Khusus AS untuk Komunitas Muslim.

"Persepsi bahwa Islam dan umat Islam di AS mengalami diskriminasi tidak sepenuhnya benar dan harus diluruskan. Bahkan dua orang anggota Kongres AS yang beragama Islam merupakan anggota Kaukus Indonesia di Kongres AS," kata Dubes.

Dia menjelaskan pada 27 April hingga 1 Mei, Delegasi Muslim AS telah berkunjung ke Indonesia untuk bertemu dan berdialog dengan berbagai organisasi Islam di Indonesia, tokoh-tokoh lintas agama, kalangan pengajar Islam, generasi muda Islam, mahasiswa dan pelajar Islam serta kalangan Pemerintah.Delegasi Muslim AS tersebut terdiri atas perwakilan pemerintah, pemuda, pengusaha, tokoh media dan komunikasi serta akademisi.

Mereka memberikan pesan kuat kepada masyarakat Muslim Indonesia bahwa Islam di AS memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang di negara barat termasuk di Amerika Serikat."Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dapat menjadi kiblat perkembangan Islam di dunia," kata Utusan Khusus AS untuk Komunitas Muslim dan Ketua delegasi Muslim AS ke Indonesia, Shaarik Zaafar.

Para tokoh Muslim AS dan Indonesia sepakat untuk menjadikan kunjungan ini sebagai langkah awal dalam meningkatkan interaksi antar komunitas Islam di ke dua negara serta mendorong lebih banyak upaya kerja sama di segala bidang antara lain pendidikan, kewirausahaan dan meningkatkan citra Islam sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement