Senin 30 Mar 2015 20:56 WIB

Tantangan Dakwah di Pedalaman Kalimantan

Rep: c24/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Arief Heri Setyawan mengungkap kondisi awal lingkungan tempat dia berdakwah terasa tidak bersahabat dengan Islam. Ini karena, masyarakat setempat belumlah mengenal ajaran agama Islam.

Bahkan masyarakat adat masih ada yang menganut ajaran animisme dan dinamisme. Karena itu, sikap masyarakat tidak ramah dengan kedatangan Arief sebagai pendakwah ajaran agama Islam.

Namun, kondisi tersebut tidak menjadikanya patah semangat. Dia memetik pelajaran dan mengibaratkan kondisi yang dialaminya seperti dakwah Rasulullah periode Mekkah.

"Pada awal periode Makkah, Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi, mendatangi orang-orang dekat beliau antara lain istri Beliau Khadijah, keponakannya Ali, budak Beliau Zaid, untuk diajak masuk Islam," kata dia belum lama ini.

 

Arief mengutip surah an-Nahl [16] ayat 125 yang artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dengan mengelilingi kampung-kampung, mendatangi masyarakat dari pintu rumah satu ke pintu rumah yang lain Arief menyampaikan tugas dakwah Islam. Setiap sore hari baru pulang ke asrama sambil membawa anak-anak yang mau dididik dan dibina tentang tentang ajaran agama Islam.

Setelah melalui masa-masa awal dakwah yang sulit, perlahan tapi pasti Arief sedikit demi sedikit membangun Pondok Pesantren Assalam. Baik pembangunan dari segi sumber daya manusianya ataupun sarana dan prasarana pondok pesantren.

Menurutnya saat ini jumlah santri di pondok Assalam sudah mencapai 750 santri. Demi mencetak kader-kader pondok pesantren yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat Arief mendapat bantuan tenaga pengajar dari Pondok Moderen Darussalam Gontor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement