Ahad 22 Mar 2015 16:41 WIB

Dua Kota Kecil di Spanyol Akui Hari Besar Islam

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Muslim Ceuta, Spanyol
Foto: thecuttingedgenews.com
Muslim Ceuta, Spanyol

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Maxime Serignac dalam artikelnya yang berjudul "Spanish enclaves of Ceuta and Melilla ine xorably Mo roccan?," mengungkapkan, populasi umat Islam di Ceuta terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. Dia pun memperkirakan, akan ada perubahan yang cukup signifikan terhadap demografi Ceuta dalam beberapa dekade mendatang.

Meningkatnya jumlah penduduk keturunan Maroko secara pesat, kata Serignac, dapat menggeser posisi umat Kristen selaku kelompok mayoritas saat ini. Kondisi tersebut nantinya bakal menciptakan lingkungan politik yang menguntungkan bagi kaum Muslimin di kota itu.

Tanda-tanda nya pun sudah mulai tampak hari ini. Terhitung mulai 2010, Pemerintah Otonomi Ceuta akhirnya menetapkan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban sebagai hari libur resmi di kota itu. Sejak runtuhnya pemerintahan Islam di Granada pada 1492, ini merupakan pertama kalinya hari besar keagamaan di luar Kristen dirayakan di Spanyol.

Pangkalan Militer Jauh sebelum berada di bawah kekuasaan Islam, menurut catatan, Ceuta didirikan oleh bangsa Punik alias Kartagena kuno pada abad kelima sebelum Masehi (SM). Selanjutnya, Bangsa Romawi menaklukkan kota itu pada 42 Masehi, dan menjadikannya sebagai kota pelabuhan dengan nama Septem.

"Sekitar 400 tahun kemudian, Ceuta diambil alih oleh Kekaisaran Bizantium. Kota ini pun menjadi salah satu kota Kristen terpenting sejak abad keempat," tulis laman Ceuta Turistica dalam artikel "Roman Basilica in Ceuta".

Pada 710 M, pasukan Muslim dari Dinasti Umayyah berusaha me nak lukkan Semenanjung Iberia dan menjadikan Kota Ceuta sebagai pangkalan militer mereka. Di bawah pimpinan Jenderal Tariq bin Ziyad, tentara Muslim akhirnya berhasil me nye berang ke Spanyol setahun berikutnya. Periode tersebut menjadi titik awal masuknya Islam ke Spanyol.

Ketika kekuasaan Umayyah di Spanyol runtuh pada 1031, Ceuta berulang kali jatuh ke tangan penguasa yang berbeda-beda. Mulai dari Dinasti Almurabitun (yang menguasai kota ini sejak 1084-1147), Kesultanan Tunisia (1232-1249), dan Kerajaan Fez (1387).

Bangsa Portugal akhirnya menakluk kan Ceuta setelah berhasil mengalah kan pasukan Dinasti Mariniyah dari Maroko dalam perang yang berlangsung pada 1415. Namun, setelah ditandatanganinya Perjanjian Lis bon pada 1 Januari 1668, Raja Afon so VI dari Portugal secara resmi menyerahkan Ceuta ke Spanyol. Sejak itulah, kota itu berada di bawah kekuasaan Spanyol sampai hari ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement