Rabu 04 Mar 2015 22:50 WIB
Islamic Book Fair 2015

Dukungan Pemerintah Terhadap IBF Masih Sebatas Doa

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Pengunjung membaca buku dalam pameran Islamic Book Fair ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengunjung membaca buku dalam pameran Islamic Book Fair ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta, Afrizal Sinaro menyebut untuk Islamic Book Fair (IBF) 2015, penerbit-penerbit yang berpatisipasi harus sama-sama membayar sewa Istora Gelora Bung Karno Rp 1,5 miliar dalam 10 hari gelaran IBF.

Bisa dipahami jika pengelola Istora menetapkan biaya sewa yang sama untuk pameran otomotif atau perangkat elektronik. Tapi untuk pameran buku, kemudahan harusnya diberikan.

Begitu juga ketersediaan kertas yang jadi langka menjelang Ramadhan, pameran buku IBF atau Jakarta Book Fair dan tahun ajaran baru. Penerbit sering tak punya opsi selain menaikkan harga buku karena kertas jadi langka.

Ditanya mengenai dukungan pemerintah terhadap pameran buku Islam. ''Alhamdulillah, walau masih dukungan do'a,'' ungkap dia.

Padahal, pameran buku internasional seperti Kuala Lumpur Book Fair, Frankfurt Book Fair, Cairo Book Fair, dan pameran buku Bologna difasilitasi pemerintahnya. IKAPI sudah mengirim surat untuk bisa bertemu dengan Kepala BEKraf Triawan Munaf. Namun, belum ada tanda dan tanggal pertemuan kedua pihak.

Apapun yang terjadi, IKAPI bangga bisa berdiri di atas kaki sendiri. ''Saat yang lain bergerak setelah ada fasilitas, IKAPI dan penerbit buku Islam sudah punya kerja nyata selama belasan tahun lewat IBF,'' kata Afrizal.

Dengan adanya dukungan regulasi dan kemudahan bagi penerbit buku Islam, IKAPI dan penerbit buku Islam siap tampil lebih bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement