Senin 26 Jan 2015 14:57 WIB

HNW: Harusnya Prancis Lindungi Warga Muslim Agar Nabinya tidak Dilecehkan

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko
Edisi Charlie Hebdo yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia.
Foto: Reuters
Edisi Charlie Hebdo yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyayangkan sikap dari pemerintah negara Perancis yang membiarkan majalah satir Charlie Hebdo menghina Nabi Muhammad SAW. Padahal dalam konteks demokrasi membatasi kebebasan berekspresi yang dianut oleh Charlie Hebdo perlu dilakukan guna menjaga keharmonisan kehidupan seluruh warga Perancis dan juga seluruh warga negara dunia.

Bila pemerintah lebih melindungi kebebasan berekspresi yang sampai menghina Nabi melalui karikatur, Hidayat menilai pemerintahan Perancis tidak adil karena mereka seharusnya juga harus melindungi warga negara Muslim di sana yang jumlahnya mencapai empat persen.

"Di Perancis Muslim Lebih Banyak dari Yahudi, kenapa pemerintah biarkan Nabi dihina. Harusnya harus dilindungi warga Muslim agar Nabinya tidak dilecehkan," kata Hidayat dalam sebuah diskusi publik 'Freedom of speech and expression is not without limit?' di Kantor Pusat PP Muhammadiyah Jakarta, Senin (26/1).

Hidayat mengingatkan pentingnya pemerintah untuk lebih mengedepankan harmonisasi dengan menjunjung tinggi kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab. Sebab, dalam negara demokrasi, seperti yang juga dianut Indonesia tidal ada kebebasan yang tidak punya batas.

 

Sebab ada perantara yaitu norma-norma yang disepakati bersama agar kebebasan tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan warga di dunia. "Dalam ajaran islam apalagi, ada tanggung jawab, ada kebebasan. Di antara keduanya ada penengah berupa prinsip kebaikan yang menngingatkan batasan-batasan," ujar Hidayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement