Sabtu 22 Nov 2014 17:24 WIB

Tiga Formulasi WPF untuk Konflik Dunia

Rep: c14/ Red: Chairul Akhmad
Din Syamsuddin
Foto: antara
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum-WPF) ke-5 di Jakarta hingga hari ini (22/11) sudah membahas konflik yang terjadi di lima tempat berbeda. Yakni, di Aceh dan Maluku (Indonesia), Pattani (Thailand), Rohingya (Myanmar), Nigeria, Republik Afrika Tengah, dan Kosovo. Adapun forum dwitahunan ini diselenggarakan antara lain oleh organisasi Islam, Muhammadiyah.

Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyatakan, semua sesi pada WPF Kelima ini secara umum berlangsung lancar, penuh diskusi yang substantif, dan produktif.

"Selain itu, sekurang-kurangnya ada tiga formulasi yang ditemukan forum ini terkait resolusi konflik," kata Din Syamsuddin, Sabtu (22/11).

Pertama, kata Din Syamsuddin, bahwa agama selalu menjadi justifikasi untuk memprovokasi konflik. Namun forum ini juga menemukan, di saat yang sama agama dapat mencegah berlarut-larutnya konflik. Hal ini akan terwujud bila pemuka umat beragama bersedia menyingkirkan kepentingan politik dan mengutamakan nilai-nilai perdamaian universal.

 

Kedua, perlu pendekatan yang multidimensional agar sebuah resolusi konflik bersifat menyeluruh. Din mencontohkan faktor ketimpangan sosial. Kerap kali, ketika sentimen agama dianggap sebagai latar konflik, maka faktor tersebut terabaikan.

Ketiga, tiap konflik memiliki konteks yang berbeda satu sama lain. Demikian pula, masing-masing punya tingkat kerumitan tersendiri. Oleh karena itu, kata Din, forum ini menemukan, proses resolusi konflik harus sesuai dengan keadaan masing-masing tempat. Resolusi tidak bisa disamaratakan antara satu tempat dengan yang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement