Jumat 31 Oct 2014 01:34 WIB

Islam di Swedia Bagian yang tak Terpisahkan (2-habis)

Rep: c70/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslim Swedia
Foto: Youtube
Muslim Swedia

REPUBLIKA.CO.ID,

Islamofobia menjadi tantangan utama.

Sekitar 100 ribu dari jumlah Muslim merupakan peranakan yang lahir di negara yang mempunyai luas wilayah 440 ribu km persegi itu. Umat Islam tidak hanya didominasi para imigran Muslim, banyak warga asli Swedia yang memeluk Islam.

Tercatat, pada 2009 jumlah Muslim menjadi 500 ribu jiwa atau sekitar lima persen dari total jumlah penduduk. Sebanyak 5.000 di antaranya orang Swedia asli. Bahkan, nama Muhammad menjadi sangat merakyat, banyak berdiri sekolah-sekolah Muslim.

Umat Islam membangun masjid pertama pada 1976 di negara yang mempunyai aset alam terkenal, seperti kayu dan bijih besi ini. Saat itu, untuk ukuran negara-negara di Eropa, pembangunan tempat ibadah ini merupakan sesuatu yang luar biasa.

Masjid pertama di negara penghasil mobil Volvo itu adalah Masjid Nasir Ahmadiyah di Gothenburg. Kemudian dibangun Masjid Malmö (1984) dan Masjid Uppsala (1995). Lalu di era 2000-an berdiri Masjid Stockholm (2000), Masjid Umeå (2006), dan Masjid Fittja (2007).

Hingga pada 26 April 2013 tercatat sebuah peristiwa bersejarah untuk Muslim Swedia. Untuk kali pertama, Pemerintah Swedia memperbolehkan pengumandangan azan melalui pengeras suara. Peristiwa itu merupakan satu momentum yang paling berkesan.

Masjid Fittja merupakan satu-satunya yang mendapat izin mengumandangkan azan dengan pengeras suara. Ketua Islamic Center Botkyrka, Ismail Okur, menjelaskan, peristiwa ini adalah buah dari perjuangan panjang komunitas Muslim Swedia. Detik-detik tersebut juga berarti, Islam dan Muslim diakui Pemerintah Swedia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement