Selasa 12 Aug 2014 19:51 WIB

Masjid Raya Koln, Simbol Modernisme dan Keterbukaan (2)

Masjid Raya Koln di Jerman.
Foto: Pro-medienmagazin.de
Masjid Raya Koln di Jerman.

Oleh: Amri Amrullah

Suasana menyenangkan

Sebuah kolam ditempatkan di tengah, untuk menghubungkan dua lantai. Tujuan kolam adalah  untuk menciptakan suasana menyenangkan. Arsitek  memberikan kawasan nonibadah seperti restoran, ruang serbaguna, dan toko yang terbuka bagi umum.

Toko dan pintu masuk ke ruang pertemuan terletak pada lantai yang sejajar dengan tinggi jalan di luar masjid. Ada sebuah tangga lebar menghubungkan lantai ini dengan lantai kedua.

Semua pintu masuk menuju masjid terletak pada pelataran yang lebih tinggi. Pelataran ini berfungsi sebagai titik pertemuan dari kompleks ini. Dari sini orang bisa menjangkau bagian bangunan lainnya, seperti perpustakaan, kelas, dan bagian administrasi.

Saat dalam enam tahun proyek berjalan, Paul Bohm mengatakan, masjid itu sendiri merupakan wujud langkah integrasi. ''Ini satu dari bangunan paling penting yang pernah saya rancang,'' katanya pada Deutsche Welle.

Merancang masjid ini, menurut dia, memberikan kesempatan baginya melakukan sesuatu yang tidak hanya untuk sebuah kelompok tertentu, tetapi juga masyarakat Koln secara  secara keseluruhan.

Memulihkan Koln

Kehadiran Masjid Raya Koln punya arti bagi kota yang dikenal juga dengan nama Cologne ini. Kalangan arsitek menyebut arsitektur masjid ini juga turut menambah satu kawasan menarik di kota itu.

Betapa tidak, Koln kena gempuran bom yang hebat pada Perang Dunia II. Sejak itu, kota ini tak pernah pulih secara arsitektural. Sederhananya, kota ini tak begitu indah.

Tapi, masjid raya ini adalah salah satu beberapa bangunan besar yang mempunyai gaya yang berbeda dan tak terbuat dari kaca dan baja yang seragam. Arsitektur Islam cenderung menyerap lingkungannya, sehingga banyak masjid yang menjadi bagian dari tradisi Barat dan yang laih lebih bernuansa timur. Masjid Raya Koln ini digambarkan menyerap unsur modern dan Jerman.

Kepala jurusan sejarah arsitektur di Universitas Cologne, Norbert Nussbaum, menyebut masjid itu sebagai tonggak sejarah arsitektur religius di Jerman. Tapi, di sisi lain juga amat jelas memiliki ciri Turki. ''Bangunan seperti ini bisa dletakkan di manapun di Turki,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement