Selasa 12 Aug 2014 14:58 WIB

Terapi Musik dalam Peradaban Islam (2)

Musisi Muslim telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi.
Foto: Muslimheritage.com/ca
Musisi Muslim telah menjadikan musik sebagai alat pengobatan atau terapi.

Oleh: Heri Ruslan

Terapi musik berkembang semakin pesat di dunia Islam pada era Kekhalifahan Turki Utsmani. Prof Nil Sari, sejarawan kedokteran Islam dari  Fakultas Kedokteran Universitas Cerrahpasa Istanbul mengungkapkan, perkembangan terapi musik pada masa kejayaan Turki Utsmani.

Menurut Prof Nil Sari, gagasan dan pemikiran yang dicetuskan ilmuwan Muslim, seperti al-Razi, al-Farabi, dan Ibnu Sina tentang musik sebagai alat terapi dikembangkan para ilmuwan pada zaman kejayaan Turki Utsmani.

 

Mereka, antara lain, Gevrekzade (wafat 1801), Suuri (wafat 1693), Ali Ufki (1610-1675), Kantemiroglu (1673-1723), serta Hasim Bey (abad ke-19 M).

“Para ilmuwan Muslim pada era kejayaan Turki Utsmani itu telah melakukan studi mengenai musik sebagai alat untuk pengobatan,” papar Prof Nil Sari.

Menurut dia, para ilmuwan dari Turki Utsmani itu sangat tertarik untuk mengembangkan efek musik pada pikiran dan badan manusia.

Tak heran jika Abbas Vesim (wafat 1759/60) dan Gevrekzade telah mengusulkan agar musik dimasukkan dalam pendidikan kedokteran. Keduanya berpendapat, seorang dokter yang baik harus melalui latihan musik.

Usulan Vesim dan Gevrekzade itu diterapkan di universitas-universitas hingga akhir abad pertengahan. Sekolah kedokteran pada saat itu mengajarkan musik serta aritmatika, geometri serta astronomi kepada para mahasiswanya.

Teori terapi musik

Menurut Prof Nil Sari, masyarakat Turki pra-Islam meyakini bahwa kosmos diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kata “ku”  “kok” (suara). Mereka meyakini bahwa awal terbentuknya kosmos berasal dari suara.

Menurut kepercayaan Islam, seperti yang tertulis dalam Alquran, Allah SWT adalah Pencipta langit dan bumi.

“... Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: 'Jadilah'. Lalu jadilah ia.” (QS al-Baqarah:117).

Setelah Islam bersemi di Turki, masyarakat negeri itu masih tetap meyakini kekuatan suara. Inilah yang membuat peradaban Islam di era Turki Utsmani meyakini bahwa musik dapat menjadi sebuah alat terapi yang dapat menyeimbangkan badan, pikiran, dan emosi sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri seseorang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement