Kamis 08 May 2014 10:56 WIB

Masjid Jama India, Mahakarya Shah Jahan (3-habis)

Masjid Jama di Old Delhi, India.
Foto: Wikipedia.org/c
Masjid Jama di Old Delhi, India.

Oleh: Mohammad Akbar

Untuk kesan megah, begitu sangat terasa ketika melihat sisi mihrab masjd. Bagian ini memiliki ceruk ke dalam. Warna bagian itu kuning keemasan.

Warna tersebut membuatnya terlihat begitu menonjol dengan warna merah bata yang hampir menghiasi bagian dinding interior masjid. Pada bagian mihrab ini terhias pula ukuran kaligrafi berbahasa Arab yang berpadu dengan pola bentuk geometris.

Dalam mengonsep masjid tersebut, perhatian khusus dicurahkan oleh Sultan Shah Jahan pada bagian interior ini.

Selain perhatian khusus pada pembuatan kaligrafi Alquran yang menghias masjid ini, ia juga sengaja membuat mimbar yang ada di bagian mihrab masjid itu berada pada posisi lebih tinggi dari singgasananya yang terletak di Red Fort.

Ini menjadi sebuah simbol atas pengakuannya terhadap nilai keimanannya sebagai seorang Muslim. Sejatinya, kekuasaan yang ia miliki bukanlah kekuasaan yang absolut dibandingkan kekuasaan Ilahi yang menjadi perwujudkan keyakinan spiritualnya.

5.000 tukang batu terbaik

Masjid Jama yang megah ini mulai digarap pembangunannya pada 1650 atau bertepatan dengan 10 Syawal 1060 Hijriah.

Mengutip informasi yang tersari di Wikipedia, Sultan Shah Jahan mengutus Perdana Menteri Saadullah Khan untuk mengawasi langsung proses pembangunan masjid. Sedangkan, supervisi hariannya dilimpahkan tanggung jawabnya kepada Allami Said dan Fazl Khan.

Pembangunan masjid tersebut menghabiskan waktu sekitar enam tahun. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak kekaisaran Mughal ini ditaksir menelan biaya senilai satu juta rupee dengan melibatkan sekitar 5.000 tukang batu terbaik pada masa itu.

Dibangunnya masjid tersebut selaras dengan perpindahan ibu kota Dinasti Mughal dari Agra ke Delhi. Kota baru itu diberi nama Shahjahanabad. Kota ini berada di sepanjang tepi timur Sungai Yamuna. Pada bagian timur laut, dibangun pusat pemerintahnya yang bernama Red Fort.

Lalu, sekitar 500 meter ke arah barat dari pusat pemerintahan tersebut dibangunlah Masjid Jama. Pola pembangunan semacam ini juga sering ditemukan pada pembentukan tata kota di Tanah Jawa.

Bentuk awal dari lokasi tempat itu adalah daerah bebatuan. Bebatuan nan cadas ini akhirnya mampu disulap sebagai tempat yang menawan. Saat ini, Masjid Jama tak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah saja bagi umat Islam di India.

Namun, masjid tersebut telah menjadi salah satu destinasi wisata memikat, seperti halnya Taj Mahal yang juga dibangun pada masa pemerintahan Shah Jahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement