Senin 02 Dec 2013 22:04 WIB

Perempuan Pertama Pembawa Islam ke Indonesia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Citra Listya Rini

REPUBLIKA.CO.ID, Fatimah Binti Maemun bin Hibatullah memiliki gelar Jawa Puteri Suwari. Dia wafat pada 2/12 tahun 1082 atau 7 Rajab 475 Hijriah. 

Fatimah datang ke Indonesia pertama kali oleh ayahnya Sultan Kedah dengan gelar Sultan Mahmud Syah Alam. Mereka datang menggunakan kapal dengan tujuan untuk berdagang dan mensyiarkan agama Islam.

Dengan menyusuri Selat Malaka, kapal tersebut sampai di pesisir utara Jawa Timur. Saat ini pelabuhan tersebut dikenal dengan kota Gresik yang dahulu dikenal dengan kota pelabuhan dan perdagangan.

Wilayah Gresik ketika itu menjadi kekuasaan Kerajaan Majapahit. Setelah Fatimah dan ayahnya sampai di Gresik kemudian mereka mendirikan sebuah rumah dan masjid di daerah Leran.

Daerah Leran dikenal dengan pemukiman yang dihuni oleh kaum pedagang. Selain itu Gresik juga dikenal sebagai pintu gerbang perdagangan karena banyak ditemukan pemukiman orang arab dan cina. Saat datang ke Gresik Fatimah telah berusia 17 tahun. Dia pun telah menjalani kewajiban seorang muslimah dengan berjilbab.

Dengan tetap menghargai dan mengormati adat istiadat dan budaya di Gresik saat itu ayah dan anak itu menyebarkan agama Islam. Lambat laun banyak penduduk Gresik yang menerima dakwah mereka dan menyatakan diri memeluk Islam.

Namun, banyaknya penduduk yang berpindah agama membuat Raja Majapahit ketika itu marah besar. Karena dia khawatir kekuasaannya pun hancur begitu saja.

Sehingga raja ingin turun tangan secara langsung untuk menyerang Leran. Raja tidak membawa persenjataan lengkap seperti perang-perang sebelumnya karena Fatimah dan ayahnya hanya datang bersama 14 orang kawanannya.

Raja pun pergi bersama dengan 13 orang pengawalnya dengan berkuda. Akhirnya Raja disambut oleh Sultan Mahmud Syah Alam dengan ramah.

Raja terkagum-kagum dengan kedamaian penduduk Leran karena mereka selalu rajin datang ke surau dan bershalawat untuk Rasulullah SAW. Tak lama setelah melihat keadaan penduduknya dia bertemu dengan Fatimah dan terpukau dengan kecantikannya.

Raja pun lambat laun ingin belajar mengenai Islam. Setelah belajar mengenai Islam Raja kemudian melamar Fatimah untuk dijadikan istrinya sebagai syarat Raja memeluk Islam.

Fatimah pun menerimanya dengan senang hati. Fatimah berharap dengan menjadi istri seorang Raja dia dapat dengan mudah menyebarkan agama Islam tidak hanya di Leran saja.

Namun, ayahnya tidak begitu saja menerima lamaran tersebut. Setelah ayahnya beristikharah dan berdoa untuk ditunjukkan yang terbaik ternyata wilayah Leran terserang penyakit Thoun.

Penyakit ini menyerang seseorang pada pagi hari dan sore harinya mereka langsung meninggal dunia. Penyakit itu juga menyerang saudara Sultan Mahmud Syah Alam begitu dan juga pelayan Fatimah.

Tak lama kemudian Fatimah pun terserang wabah yang sama. Sehingga dia pun menyusul kedua pelayan dan saudara ayahnya. Raja pun mendengar kematian Fatimah. Raja kemudian membangun cungkup yang berbentuk seperti candi di atas makam Fatimah dan pelayannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement