Rabu 02 Jan 2013 17:52 WIB

KH Ahmad Asrori, Ulama Tasawuf nan Tawadhu (1)

Rep: Amri Amrullah/ Red: Chairul Akhmad
KH Ahmad Asrori Al Ishaqi (tengah).
Foto: myopera.com
KH Ahmad Asrori Al Ishaqi (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, Boleh jadi, hanya sebagian umat Islam di Indonesia yang mengenal sosok KH Ahmad Asrori al-Ishaqi.

Namun, tidak bagi pengikut tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Bagi mereka, Kiai Asrori adalah sosok panutan yang sangat dihormati.

Semasa hidupnya, tokoh kelahiran 17 Agustus 1957 ini dikenal sebagai ulama sekaligus tokoh tasawuf terkemuka Indonesia yang dikenal hingga mancanegara.

Ia pun dikenal sebagai mursyid (pimpinan tarekat) dengan lebih dari 300 ribu pengikut tarekat di seluruh kawasan Asia.

 

Kiai Asrori adalah ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah yang menguasai ilmu tasawuf secara mendalam. Ia mengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Assalafi Al Fithrah yang bernaung di bawah Yayasan Al Khidmah.

Ponpes seluas tiga hektare di wilayah Kedinding Lor, Surabaya, Jawa Timur, itu menjadi pusat kegiatan dan kepengurusan tarekat Qadariyah Wa Naqsyabandiyah di seluruh Indonesia dan mancanegara.

Kiai Asrori adalah putra KH Utsman al-Ishaqi. Sang ayah adalah salah satu dari tiga pimpinan tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Dua mursyid lainnya adalah KH Makki dari Karangkates, Kediri, dan KH Bahri dari Mojosari, Mojokerto.

Sepeninggal Kiai Utsman pada 1984, kepemimpinan tarekat dilanjutkan oleh Kiai Asrori. Estafet kepemimpinan tarekat kepada Kiai Asrori memang sesuai dengan wasiat Kiai Utsman.

Saat itu, Kiai Asrori berusia 30 tahun dan dinilai masih terlalu muda untuk menjadi seorang mursyid. Namun, berkat kecerdasan dan ketawadhuannya (rendah hati), ia berhasil menjalankan perannya sebagai pemimpin tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Sikap istiqamahnya menjadi panutan jamaah tarekat dari seluruh dunia.

Di bawah kepemimpinan Kiai Asrori, tarekat Qodariyah Wa Naqsyabandiyah berkembang pesat, terutama di Indonesia. Terlebih, setelah dua kepemimpinan tarekat di Kediri dan Mojokerto mulai terseret dunia politik.

Tarekat Qadariyah Wa Naqsyabandiyah pimpinan Kiai Asrori pun menjadi alternatif di kalangan penganut tarekat karena dianggap lebih netral dan mengayomi umat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement