Rabu 28 Nov 2012 07:36 WIB

Inilah Sumbangsih Dokter Muslim dalam Bidang Anestesi (Bag 2)

Rep: desy susilawati/heri ruslan/ Red: Heri Ruslan
Praktik kedokteran Islam tempo dulu (ilustrasi).
Foto: wordpress.com
Praktik kedokteran Islam tempo dulu (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu bentuk anestesi asli yang dikembangkan peradaban Islam adalah ''spon obat tidur'' (soporific sponge). Teknik tersebut, papar, Prof Takrouri, tak dikenal dalam peradaban sebelum Islam.

Spon obat tidur itu terbuat dari campuran hashish, papver dan hyocymine. ''Campuran itu lalu dikeringkan di bawah sinar matahari,'' imbuh Prof Takrouri.  Ketika akan digunakan, campuran itu kemudian dilembabkan dan ditempatkan di hidung pasien yang akan menjalani operasi. Seketika, pasien akan tertidur dan tak akan merasakan sakitnya operasi.

Teknik anestesi seperti ini baru dikenal kedokteran Barat – terutama Eropa – pada abad ke-18 M. Dunia kedokteran Barat kemudian mengembangkan anestesi inhalational modern pada abad ke-19. Penemuan itu telah dipengaruhi oleh karya-karya dokter Muslim yang beredar dan diajarkan universitas-universitas Barat. ''Dasar-dasar anestesi melalui pernapasan berasal dari Islam,'' tegas Prof Takrour.

Di bidang kimia,  papar Prof Dr M Taha Jasser,  ikatan eter (-0-) merupakan bahan dasar yang digunakan untuk anestesi (diethyl, eter, methoxyflurane, enflurane, fluroxene, forane). Lagi-lagi peradaban Barat juga mengklaim  sebagai penemu zat yang menjadi bahan utama untuk anestesi. Adalah Velerius Cordus yang mengaku sebagai penemu ikatan eter. Namun, Amstrong Davidson meragukan klaim Cordus itu.

"Saya tak yakin bahwa Cordus yang meninggal di 1544  pantas disebut sebagai penemuan ikatan eter,'' papar Davidson. Keraguan Davidson ternyata benar. Faktanya, beberapa abad sebelum Cordus menemukan eter,  dokter Muslim di era kejayaan Islam terlah berhasil menemukannya.  Menurut  Prof Taha, penemu eter radikal (-0-) itu adalah Al-Kindi.

Ilmuwan Muslim itu berhasil melakukan penyaringan alkohol. Bahkan, sebenarnya nama Alkohol pun berasal dari bahasa Arab yakni '''Al-goul " yang berarti sesuatu yang berada  di bawah sadar. Alkisah, pada zaman keemasan Islam  di Kudus Turan beredar 'anggur surga' yang bebas al-goul. Orang-orang meminumnya tak mabuk. "Kata Alkohol adalah bentuk jamak dari Al-kuhl,'' ungkap   MY Hashimi (1968).

Di sisi lain terdapat  bukti bahwa Sulfuric Acid telah ditemukan oleh al-Razi. Senyawa ini digunakan untuk menyuling alkohol. Mengingat bahwa diethyl eter dapat dihasilkan oleh ekstraksi air dari alkohol (2C2H5OH + H2S04 ------- C2H5 + H2O-O-C2H5 + H2 SO4); terdapat kemungkinan bahwa umat Islam telah lama menguasai pembuatan bahan yang digunakan untuk anestesi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement