Senin 26 Nov 2012 22:30 WIB

Alotnya Proses Penetapan Kalender Hijriah (1)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: sindubai.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Meski cara penanggalan telah ditentukan, perdebatan alot dalam menentukan tahun pertama Hijriah tetap terjadi.

Sejumlah sahabat mengusulkan agar penanggalan tersebut menggunakan peristiwa lahirnya Rasulullah sebagai patokan utama penanggalan.

Ada juga yang mengusulkan, berdasarkan pengangkatan Muhammad SAW menjadi rasul atau dari peristiwa wafatnya Rasulullah.

Ada pula yang mengusulkan agar menggunakan hari ketika Rasulullah menerima wahyu pertama di Gua Hira yang merupakan awal tugas kenabiannya sebagai patokan kalender tersebut.

Sedangkan, beberapa orang mengusulkan agar perhitungan tahunnya mengikuti masyarakat Romawi yang telah menghitung tahun mereka dimulai dari sejarah Dzul Qarnain. Usulan terakhir ditolak rapat, dengan alasan, di antaranya karena terlalu panjang.

Usulan berikutnya adalah mengikuti masyarakat Persia. Usulan ini juga ditolak dengan alasan bahwa setiap ganti pemimpin maka dia mengganti hitungan tahun sesuai kehendaknya sendiri dan membuang hitungan tahun yang telah ada sebelumnya.

Umar kemudian menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah sebagai tahun pertama Hijriah. Ini pula yang membuat kalender Islam dikenal pula sebagai kalender Hijriah.

Peristiwa hijrah dianggap sangat bersejarah bagi dakwah Islam. “Ia (kalender Islam) dimulai dari hijrah atau pengorbanan demi kebenaran dan keberlangsungan risalah. Ia adalah ilham ilahiah,” ujar seorang sahabat Nabi.

“Allah ingin mengajarkan manusia bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan terus berlangsung. Kalender Islam mengingatkan kaum Muslimin bukan kepada kejayaan dan kebesaran Islam, melainkan kepada pengorbanan (Nabi dan sahabatnya) dan mengingatkan mereka agar melakukan hal yang sama.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement