Sabtu 23 Jun 2012 07:08 WIB

Jamaah Tabligh: Dari Mewat Hingga ke Seantero Dunia (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Heri Ruslan
Ribuan Anggota Jamaah Tabligh saat menghadiri sebuah pertemuan tahunan (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Ribuan Anggota Jamaah Tabligh saat menghadiri sebuah pertemuan tahunan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Menghindari politik

Berbeda dengan kebanyakan gerakan Islam saat ini, sejak berdiri Jamaah Tablig secara hati-hati menjauhkan diri dari dunia politik dan kontroversi-kontroversi politis. Syekh Maulana Ilyas percaya bahwa Jamaah Tablig tidak akan mampu mencapai tujuannya jika melibatkan diri dalam politik partisan.

Mereformasi individu baginya lebih penting daripada mereformasi institusi sosial dan politik -- sebuah proses yang dia yakini akan terjadi secara bertahap seiring dengan semakin banyaknya orang yang bergabung dengan gerakannya dan menjadi Muslim yang baik.

Pada tahun-tahun terakhir kehidupan Syekh Maulana Ilyas, kondisi umat Islam di India mengalami perpecahan. Kebanyakan ulama Deoband menolak gagasan pemisahan tanah air bagi kaum Muslim dan mendukung Kongres Nasional se-India menuju terbentuknya sebuah negara India bersatu. Sementara ulama yang lain memilih untuk bergabung dengan Liga Muslim dalam tuntutannya bagi berdirinya negara Pakistan.

Dalam kondisi tersebut, Syekh Maulana Ilyas meminta para pengikutnya untuk tidak berpihak kepada salah satu kubu dan tetap melanjutkan kerja dakwah mereka, yang pada dasarnya bersifat non-politis, kepada kaum Muslim dari semua kubu politik. Sejak saat itu, Jamaah Tablig dikenal dengan tegas mempertahankan watak non-politik ini.

Berkat sikap para anggotanya yang cenderung menghindari politik, gerakan dakwah Jamaah Tablig tak mengalami kesulitan berarti dalam menerobos batasan-batasan negara dan teritorial. Kini, Jamaah Tablig telah menjadi gerakan dakwah trans-nasional yang mampu menjangkau seluruh negara di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement