Rabu 27 Jul 2011 11:14 WIB

Alquran dan Sains: Penciptaan Manusia (3)

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Kita perhatikan berikut ini, ayat lain dari Alquran yang memberikan petunjuk ilmiah. Allah SWT berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu, Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal daging, dan segumpal daging itu, Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS Al-Mu'minuun: 12-14)

Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan proses penciptaan manusia dari saripati (sulaalah) tanah yang telah ditentukan kadarnya. Karenanya, yang dimaksud dengan ‘sulaalah’ di atas, bukan rangkaian makhluk hidup yang mendahului penciptaan manusia, sebagaimana yang diyakini oleh sebagian orang yang sesat. Karena keyakinan ini, secara ilmiah telah terbukti kesalahannya, setelah ditemukannya fosil di daratan afrika tengah, yang membuktikan bahwa manusia dalam penciptaannya tidak terkait dengan evolusi makhluk hidup lainnya yang berkembang hingga menjadi seperti dirinya.

Saripati tanah yang dimaksud dalam ayat di atas adalah ke 16 unsur tanah yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Setelah sperma menyatu dengan sel telur, ke 16 unsur ini berubah menjadi zygote yang menetap pada tempatnya di dalam suatu ruangan yang kuat dan kokoh, yaitu rahim. Selanjutnya zygote ini berproses menjadi segumpal darah. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain. Allah SWT berfirman: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." (QS Al-Alaq: 1-2).

Selanjutnya gumpalan darah ini berproses lagi, sehingga menjadi segumpal daging (sebagiannya mempunyai bentuk, sebagian lagi tidak mempunyai bentuk), kemudian berproses lagi hingga terbentuk tulang yang dibungkusi oleh daging. Setelah itu keluarlah janin itu, sebagai bayi yang dijadikan Allah sebagai khalifahnya di muka bumi ini.

Subhanallah, sekiranya janin  itu tahu bagaimana ia diciptakan? Atau sekiranya ia diberikan oleh Allah SWT kemampuan untuk melihat dan menyaksikan langsung bagaimana kekuasaan-Nya dalam membuat dirinya hidup hingga terlahir ke dunia. Sekiranya demikian, sungguh ia akan menjadi hambanya yang taat dalam menyembah-Nya, ia akan merasakan malu yang sangat, jika sedetik terlewat tanpa mengingat Tuhan yang telah menciptakannya dalam bentuk yang indah dengan kekuasaan-Nya.

Sesungguhnya dalam ayat di atas: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah...". Terdapat banyak petunjuk dan hikmah yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki jiwa yang suci.

Berdasarkan ayat di atas, kami ingin tegaskan kepada mereka yang mengatakan bahwa di dalam kitab suci kalian (Alquran), terkadang disebutkan: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”, dan terkadang dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah, atau terkadang dari air mani. Bagaimana kalian memberikan penafsiran atas pertentangan antara satu ayat dan ayat lainnya?

Kami ingin tegaskan kepada mereka yang berkata demikian, bahwa Allah sesungguhnya menghendaki manusia untuk memikirkan setiap periode penciptaan dirinya. Sehingga mereka dapat mengetahui keagungan Penciptanya, dan besarnya karunia serta nikmat-Nya yang telah diberikan kepada mereka. Mereka perlu memahami bahwa dalam penciptaan manusia untuk sampai pada tahapan terakhir, yaitu lahirnya janin dari rahim seorang ibu, pembentukan janin tersebut, harus melewati semua tahapan yang telah ditentukan-Nya.

Setiap tahapan tidak dimaksudkan sebagai awal penciptaan manusia. Akan tetapi yang dimaksud setiap tahapan adalah merupakan permulaan bagi kelangsungan tahapan berikutnya. Semua tahapan penciptaan ini adalah rangkaian proses dari penciptaan manusia oleh Yang Maha Agung dan Yang Maha Mencipta.

Sesungguhnya antara satu ayat dan ayat lainnya yang terdapat dalam Alquran, tidak ada pertentangan sedikit pun. Yang menyebabkan kalian mengatakan adanya pertentangan ini, adalah kedengkian dan kebencian kalian sendiri kepada Alquran dan kebenarannya. Karena sesungguhnya Allah sebagai Pencipta telah menciptakan semua apa yang terdapat di alam semesta ini.

Manusia, kalaupun dia disebut sebagai pencipta, maka dia hanya dapat menciptakan sesuatu sesuai dengan bahan yang sudah ada. Dan mustahil bisa menciptakan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada. Siapakan yang telah menciptakan semua yang ada di dunia ini, yang dimanfaatkan manusia dalam produksinya? Allah!

Lalu apakah manusia bisa menciptakan pesawat dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada, atau mereka menciptakannya dari unsur-unsur benda yang sebelumnya telah ada? Allah SWT, Dialah yang telah menciptakan semesta alam dan segala isinya dari ketiadaan. Karenanya layaklah Dia disebut sebagai "Pencipta Yang Paling Baik".

Seorang manusia yang menciptakan sesuatu karya, sesungguhnya ia mengharapkan satu manfaat dari hasil karyanya. Tentunya hal ini merupakan hal yang biasa. Karena siapa pun dari manusia yang menciptakan sesuatu, maka ia memiliki tujuan agar ciptaannya dapat dinikmati oleh dirinya dan sesamanya. Tapi Allah, apakah Dia mengharapkan sesuatu bagi Diri-Nya? Sekali-kali tidak. Allah telah menciptakan semua ciptaan-Nya adalah demi kepentingan manusia. Dialah yang telah memberi mereka makanan dan minuman. Dialah yang telah memberi mereka kehidupan.

   

Allah SWT yang telah mengadakan semua kebutuhan manusia dan menyempurnakan nikmat-Nya untuk mereka, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Namun sayangnya, meski demikian, banyak manusia yang tidak mau bersyukur kepada-Nya. Malah sebaliknya, mereka memberikan rasa syukur kepada sesamanya.

Sesekali Allah SWT (tidak akan rugi). Karena seperti yang Dia katakan dalam sebuah Hadits Qudsi: "Wahai hambaku, janganlah engkau merasa takut dari seorang penguasa pun, selama kekuasaan dan kerajaan-Ku tegak. Jangan engkau takut kehilangan rezekimu, selama persediaan-Ku penuh dan tidak habis. Aku telah menciptakan segala sesuatu untukmu, dan Aku telah menciptakanmu untuk-Ku..."

sumber : Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Al-Qur'an dan Sunnah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement