Senin 25 Jul 2011 07:12 WIB

Alquran dan Sains: Ilmu Pengetahuan Sosial

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: afeatheradrift.wordpress.com
Ilustrasi

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Pada awalnya, planet ini merupakan bagian dari bintang matahari—bintang matahari itu sendiri, pada awalnya merupakan bagian dari satu kesatuan kosmos yang ada di alam semesta ini yang telah diciptakan oleh Allah SWT—yang selanjutnya memisahkan diri sejak 4.600 juta tahun yang lalu, menurut pendapat sebagian para ilmuwan.

Planet ini, yang sekarang kita tempati tampak begitu indah dan menakjubkan. Padahal selama 400 juta tahun, ia kosong dari kehidupan. Di mana kehidupan di planet ini, pada pertama kalinya ditemukan pada hitungan masa 600 juta tahun yang lalu.

Untuk sampai pada pengetahuan yang memuaskan, kaitannya dengan 'bagaimana dan kapan' kehidupan ini terbentuk, sesungguhnya memerlukan waktu yang sangat panjang. Dan tidak dapat dipastikan kecuali pada zaman modern ini. (Perhatikan bagaimana Al-Qur'an lebih dahulu membicarakannya).

Pada permulaannya, upaya manusia untuk memahami hakikat kehidupan ini, didasarkan pada pemikiran yang dangkal sekali, berlandaskan dugaan-dugaan semata, bukan hasil eksperimen. Penafsiran awal tentang kehidupan ini, mengatakan bahwa kehidupan di bumi ini, tercipta dari sebiji benih yang didatangkan oleh jin dari planet lain.

Selanjutnya, konsepsi itu berkembang dengan munculnya teori yang mengatakan bahwa kehidupan di bumi, berawal dari benda-benda mati. Perdebatan tentang teori ini berlangsung selama 200 tahun lebih. Sebagian orang mendukungnya dan sebagian lain menentangnya.

Kemudian setelah itu, muncul Louis Pasteur, seorang ilmuwan berkebangsaan Prancis, yang mengatakan bahwa kehidupan ini tidak mungkin tercipta, kecuali didasarkan pada benda-benda hidup. Dalam membuktikan teorinya ini, Louis menggunakan bantuan tabungnya, yang kemudian terkenal dengan ‘tabung pasteur’. Berdasarkan teori Louis ini, kemudian muncul pertanyaan, bagaimanakah benda hidup itu pertama kali ada?

Para ilmuwan berusaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini. Pada akhirnya, mereka mencoba untuk menganalisa mineral yang terdapat pada tubuh makhluk hidup dan yang terdapat di lautan. Dan dengan bantuan alat yang canggih, mereka sampai pada kesimpulan yang sama pada kedua penelitian di dua obyek yang berbeda, bahwa asal dari kehidupan ini adalah air.

Demikianlah, ilmu engetahuan modern telah memastikan bahwa asal kehidupan di dunia ini adalah air. Sebagaimana para ilmuwan menetapkan bahwa tahapan pertama dari kehidupan ini adalah air.

Penemuan ini berhasil didapatkan pada saat di mana dunia sudah modern dan perkembangan teknologi yang digunakan para ilmuwan telah maju. Namun coba lihat, saat di mana Al-Qur'an diturunkan. Saat itu tidak ada alat canggih yang dapat digunakan oleh Muhammad SAW hingga beliau menyimpulkan hal yang sama yang disimpulkan oleh para ilmuwan puluhan abad setelahnya.

Apa yang dikatakan Al-Qur'an telah awal kehidupan ini? Allah SWT berfirman: "... Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup..." (QS Al-Anbiya': 21)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman: "Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki." (QS An-Nur: 45)

Perhatikan, bagaimana Al-Qur'an sejak 14 abad yang lalu, telah mengatakan dan menegaskan bahwa asal kehidupan ini adalah air.

Apakah Nabi Muhammad SAW seorang ahli biologi, hingga ia dapat mengatakan demikian? Nabi Muhammad tidak pernah meminta seseorang pun untuk memberitahukan kepadanya tentang asal muasal kehidupan. Lalu apa motivasi yang mendorongnya untuk mengatakan hakikat ilmiah semacam ini, sedangkan seorang pun tidak ada yang bertanya kepadanya tentang hal ini? Apa yang akan terjadi, sekiranya apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad berlawanan dengan realitas sesungguhnya?

Permasalahan ini lebih besar dari semua bentuk pertanyaan ini. Karena yang mengatakan demikian bukan Nabi Muhammad sendiri. Dirinya bukanlah siapa-siapa, melainkan seorang yang ditugasi untuk menyampaikan apa yang telah diterimanya. Yang mengatakan hal itu sesungguhnya adalah Allah SWT yang telah menciptakan kehidupan ini. Dialah yang mengetahui bagaimana kehidupan ini pada mulanya tercipta dan dari apa?

Selain permasalahan asal muasal kehidupan, Al-Qur'an juga banyak menceritakan hal lain yang berkaitan dengan kehidupan ini. Salah satunya tentang Adam. Dalam Al-Quran dijelaskan, bahwa Allah SWT telah menciptakan Adam AS sebagai manusia pertama.

Suku kata ‘adam’ dalam bahasa Arabnya berasal dari kata ‘adîmul ardhi’ yang artinya makhluk yang diciptakan dari lapisan permukaan bumi yang disebut debu (turbah). Al-Qur'an menegaskan bahwa Adam diciptakan dari unsur debu ini, sebagaimana yang Allah SWT firmankan: "Dari bumi (tanah), itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kami pada kali yang lain." (QS Thaha: 55)

Yang menakjubkan, ketika para ilmuwan menganalisa kandungan zat yang terdapat pada tubuh manusia, mereka mendapatkan bahwa unsur pembentuk tubuh manusia itu ada 16, di antaranya: silikon, besi, alumunium, kalsium, sodium, potasium, magnesium dan lain sebagainya. Dan pada saat yang sama, ketika mereka menganalisa kandungan zat yang terdapat pada debu, mereka mendapatkan jumlah yang sama pada unsur pembentuknya.

Penemuan itu menegaskan bahwa manusia diciptakan dari unsur-unsur ini. Dan sebagai unsur utamanya adalah air. Maka berdasarkan hal ini, manusia diciptakan dari debu (turbah) atau tanah (thîn) yang merupakan campuran antara debu dan air.

Lalu bagaimana orang itu akan kembali dibangkitkan? Untuk menjawab orang-orang yang mengatakan demikian, cukup kita mengatakan bahwa masalah kebangkitan kembali manusia, tidak terkait dengan jasadnya yang pertama atau unsur-unsur yang membentuk jasadnya persis 100 persen sebagaimana saat dia hidup di dunia. Karena tubuh setiap orang, sesungguhnya terdiri dari 16 unsur, di mana masing-masing memiliki kadar tertentu di dalam tubuhnya.

Boleh jadi antara satu orang dengan orang lainnya memiliki kesamaan dalam satu atau dua unsur atau lebih. Namun tidak ada seorang pun yang memiliki kesamaan dalam keseluruhan unsur yang membentuk tubuhnya. Karenanya, sekiranya setiap tubuh diciptakan oleh Allah dengan kadar yang berbeda-beda pada setiap unsur yang membentuknya, maka Allah Maha Kuasa untuk membangkitkan orang itu dengan kadar masing-masing unsur.

Allah SWT berfirman: "Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; Ia berkata: 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?' Katakanlah: 'Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." (QS Yaasin: 77-79)

Coba perhatikan firman Allah "Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk". Apa maksudnya? Maksudnya adalah penegasan bahwa Allah SWT mengetahui setiap komposisi tertentu dari setiap unsur pembentuk manusia dan kadar unsur-unsur tersebut bagi setiap tubuh. Karena Dialah yang telah menciptakan unsur-unsur ini dan menentukan kadarnya. Bagaimana Allah dikatakan tidak mampu membangkitkan kembali tubuh manusia sebagaimana sebelumnya?

Dalam ayat lain, Allah SWT menegaskan bahwa manusia akan dibangkitkan kembali setelah kematiannya berdasarkan kadar unsur-unsur yang terdapat pada tubuhnya ketika ia hidup di dunia ini. Allah berfirman: "...Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan, (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya." (QS Al-A'raaf: 29)

Kesimpulannya, jika kita perhatikan ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan makhluk hidup yang dijadikan khalifah di muka bumi ini (manusia), maka kita akan menemukan banyak hal yang menakjubkan. Dan terbuktilah kebenaran Al-Qur'an ini sebagai Kitab Suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW. Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya.

sumber : Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Al-Qur'an dan Sunnah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement