Selasa 19 Jul 2011 10:44 WIB

Alquran dan Sains: Sekat antara Dua Jenis Air

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: http://www.kaheel7.com
Ilustrasi

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Air merupakan wilayah yang meliputi kira-kira 75 persen dari luas permukaan bumi. Di mana air laut (air asin) memiliki kuantitas yang lebih banyak dibandingkan dengan air tawar. Namun keduanya berasal dari sumber yang sama setelah melewati beberapa proses yang secara terus-menerus berputar.

Perputaran kedua air tersebut, dimulai dengan menguapnya air yang terdapat di lautan dan samudera. Sehingga air yang pada mulanya berupa zait cair berubah menjadi zat uap yang saling menumpuk dalam bentuk awan yang selanjutnya menjadi tetesan air yang jatuh ke bumi dalam sebagai hujan yang jatuh di lautan, samudera, sungai-sungai dan seluruh permukaan bumi di wilayah tertentu di mana hujan tersebut turun.

Kedua jenis air ini merupakan unsur terpenting bagi keberlangsungan hidup benda-benda yang ada di permukaan bumi dalam proses kehidupan mereka.

Air asin yang merupakan bagian terbesar dari keseluruhan air yang ada di bumi, terdapat di samudera, lautan dan danau-danau. Samudera yang ada di bumi ini terbagi menjadi tiga; Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Samudera Atlantik.

Wilayah perairan ini saling berhubungan antara salah satu laut dengan salah satu samudera. Misalnya Laut Tengah yang menyatu dengan Samudera Atlantik, Laut Merah yang menyatu dengan Samudera Hindia. Sebagaimana hal ini terjadi antara satu laut dengan laut yang lain. Semisal Laut Adriatika yang menyambung dengan Laut Putih (Laut Tengah).

Dan yang menakjubkan, perpaduan ini tidak hanya terjadi antara air asin dengan air asin, tapi juga antara air tawar dengan air asin. Seperti yang terjadi antara Sungai Nil yang mengalir ke Laut Tengah. Dan banyak lagi sungai yang terdapat di benua Amerika yang mengalir ke Samudera Pasifik dan Atlantik.

Pertemuan antara dua titik perairan yang asin dan tawar, telah menimbulkan banyak pertanyaan bagi para ilmuwan: Apakah salah satu dari dua air tersebut bisa memengaruhi yang lainnya? Berapa persen tingkat kemurnian kedua jenis air  tersebut ketika keduanya bertemu di satu titik? Apakah dimungkinkan pengontrolan titik pertemuan antara keduanya?

Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan atas beberapa pertanyaan di atas, para ilmuwan telah banyak mengadakan penelitian dan pengamatan. Sebagai hasil awal dari penelitian yang mereka lakukan, disimpulkan bahwa di antara dua titik pertemuan kedua jenis air, kemungkinan besarnya terdapat suatu batas area tertentu yang berfungsi untuk mencegah pencampuran antara keduanya, sehingga masing-masing terjaga kemurniannya.

Namun seiring dengan kemajuan pada bidang hedrologi dan penggunaan media elektronik dan magnetik, para ilmuwan, telah dapat memastikan bahwa sebenarnya pertemuan kedua bagian yang berbeda dari ke dua jenis air inilah yang telah menghasilkan suatu ‘wilayah perbatasan’ tertentu yang berfungsi untuk mencegah percampuran kedua jenis air, secara terus-menerus dan tidak berhenti.

Sebagian ilmuwan menjelaskan bahwa ‘wilayah perbatasan’ itu terjadi karena efek listrik dan magnetik yang saling berlawanan sehingga tercipta sekat antara bagian tengah dari kedua perairan.

Jika kita memerhatikan ayat Al-Qur'an, maka kita akan mendapatkan bahwa Al-Qur'an telah memberikan isyarat atas fenomena ini, dalam surah Ar-Rahman ayat 19 dan 20. Allah SWT berfirman: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing."

sumber : Ensiklopedi Petunjuk Sains dalam Al-Qur'an dan Sunnah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement