Senin 24 Nov 2014 09:59 WIB

Rahmat Allah

Ustaz Yusuf Mansur.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ustaz Yusuf Mansur.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Yusuf Mansur

Seorang dokter mengoperasi badan manusia. Disakitinya manusia yang datang kepadanya. Dia bedah badan itu dengan pisau, lalu dijahit.

Dan manusia yang datang ini, suka rela. Ikhlas. Dia nggak marah. Dia menerima dengan lapang dada atas apa yang dilakukan dokter tersebut. Bahkan banyak berharap, dengan disakiti begitu, semoga ia bisa sehat.

Dokter menyiapkan pisau-pisau bedah dan peralatan operasi lainnya. Manusia yang datang ini pun tahu, tapi siap dan menyiapkan diri. Pasrah terhadap tindakan apapun, yang dilakukan oleh dokter tersebut.

Kenapa? Kok bisa menerima, pasrah, bahkan berharap? Ya, karena dia tahu dokter bukan sedang menyakitinya.

Bahwa dia harus disuntik, dibelah, dan dijahit, sebab dokter itu bertujuan untuk menyembuhkan dan mengangkat penyakitnya.

Dan demikianlah dengan Allah. Allah Yang Maha Rahman, memberikan azab kepada manusia, sebagai peringatan. Yang demikian ini karena Kasih Sayang-Nya juga.

Allah Menghendaki kita berbenah, memperbaiki diri, mengubah sebab-sebab yang membawa kita kepada kehancuran yang sebenarnya, yakni azab Allah yang kekal di hari akhir.

Kejadian apapun, baik bencana alam, bencana yang terjadi di negeri ini, dan bahkan yang terjadi di dalam diri kita dan keluarga kita, adalah salah satu wujud Kasih Sayang-Nya. Bila tidak, maka Allah SWT sudah akan timpakan Azab-Nya, tanpa peringatan-Nya.

Semoga kejadian demi kejadian di negeri ini, dan apa yang terjadi di dunia bahkan, juga yang terjadi pada diri kita dan keluarga kita, membawa keinsyafan kita semua.

Banyak sekali kesalahan kita. Baik terhadap Allah, terhadap alam-Nya, terhadap sesama Makhluk-Nya, bahkan terhadap diri kita sendiri.

Manakala kita tidak membawa diri kita sujud, ruku', dan beribadah sepenuh hati kepada Allah. Hal itu malah akan membawa kita kepada kemaksiatan dan dosa. Masih banyak waktu untuk berubah dan berbenah. Sebelum datang Azab yang lebih besar.

Perhatikan Surah as-Sajdah [32]: 21. "Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Allah SWT memberikan ujian berupa bencana, semata-mata agar umat manusia mengambil hikmah dan pelajaran serta memperbaiki diri, supaya mereka kembali ke jalan yang benar, yakni jalan yang lurus dan diridhai-Nya.

".... barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS al-Maidah [5]: 39.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement