Sabtu 19 May 2018 22:26 WIB

Dahnil Usulkan Kemenag tak Buat Rekomendasi Mubaligh

Semakin banyak nama yang masuk dalam rekomendasi justru bakal memunculkan prasangka.

Rep: Umi Nur Fadhilah / Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengusulkan Kementerian Agama (Kemenag) tak perlu membuat atau menambah daftar rekomendasi mubaligh. Sebab, enambahan daftar tak bakal untuk menuntaskan masalah kehidupan berbangsa dan bernegara, dan keumatan. 

Dahnil menjelaskan semakin banyak nama yang masuk dalam rekomendasi justru bakal memunculkan prasangka. Dia meyebutkan prasangka tersebut akan terarah pada tokoh yang masuk dan pemerintah. 

“Saran saya kepada Kemenag, tak perlu ragu, malu dengan keputusan yang saya anggap keliru itu, anulir saja keputusan itu dan tak perlu ditambah daftarnya,” kata dia dalam pesan video yang terima Republika, Sabtu (19/5).

Ia meyakini, daftar rekomendasi 200 mubaligh yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI itu dapat berdampak pada perpecahan umat karena muncul prasangka dan fitnah. Selain itu, ia melanjutkan, rekomendasi juga memunculkan kecurigaan dari umat dan mubaligh terhadap negara. 

Menurut dia, hal itu tak elok bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dahnil menyarankan sebaiknya pemerintah tak membuat kebijakan yang kontra produktif dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Ia menegaskan, selama ini mubaligh telah menyampaikan instrumen kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan baik. Terkait adanya kekhawatiran pemerintah terhadap mubaligh yang dinilai kontra dengan Pancasila, Dahnil menilai hal itu dapat didiskusikan. 

“Kalau ada kekhawatiran dari pemerintah, silakan saja diajak dialog pihak itu,” ujar dia. 

Pada kesempatan itu, Dahnil meminta namanya dianulir dari dari daftar rekomendasi. “Kalau Kemenag bersikukuh tetap ada list (daftar) itu, nama saya bisa dianulir,” kata dia.

Permintaannya bukan lantaran ia menolak masuk dalam daftar rekomendasi itu. Dahnil merasa tidak layak namanya ada dalam daftar rekomendasi itu.

Menurut dia, banyak ustaz berilmu yang cerdas lebih pantas masuk dalam daftar rekomendasi Kemenag, seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Abdul Somad, dan ustaz lainnya. 

Kendati demikian, Dahnil mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kemenag memasukkan namanya dalam daftar rekomendasi 200 mubaligh itu. Namun, ia merasa kurang pantas masuk dalam daftar itu, baik dari sisi keilmuan dan kelayakan.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan daftar rekomendasi mubaligh bisa bertambah. Ia beralasan daftar rekomendasi 200 mubaligh yang dikeluarkan pada Jumat (18/5) lalu merupakan rilis awal. Dengan demikian, jumlah daftar akan terus bertambah seiring masukan berbagai pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement