Sabtu 19 May 2018 15:49 WIB

Saleh Daulay: Rekomendasi Ustaz Kemenag tak Efektif

Rekomendasi mubaligh dinilai tidak memiliki tujuan jelas.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay
Foto: RepublikaTV/Fian Firatmaja
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay melihat kebijakan Kementerian Agama merilis rekomendasi 200 nama mubaligh di pada Ramadhan tahun ini tidak punya tujuan yang jelas. Saleh menilai Kemenag seakan hanya mencari perhatian di tengah dinamika sosial kebangsaan saat ini.

Saleh menjelaskan rekomendasi dari Kemenag tidak efektif karena masyarakat tetap diperbolehkan mengundang penceramah di luar 200 nama tersebut. Selain itu, Saleh menilai rekomendasi dari Kemenag itu mendegradasi peran pada dai yang ada di pelosok negeri. Padahal, kata anggota Komisi IX DPR RI itu, ada banyak sekali dai yang ikhlas mencerahkan umat walau tak masuk dalam daftar rekomendasi.

Baca Juga: Ini Daftar Ustaz Rekomendasi Kemenag, tak Ada Ustaz Somad

"Rekomendasi ini pun dipastikan tidak efektif. Apalagi, kemenag mengatakan bahwa jumlahnya masih bisa bertambah dan masyarakat masih tetap boleh memilih penceramah yang diminati di luar yang ada di dalam daftar. Lalu kalau demikian, rekomendasi itu untuk apa? Sekali lagi, tidak jelas," kata Saleh, melalui keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (19/5).

Kemudian Saleh juga mempertanyakan indikator yang diambil Kemenag untuk merekomendasikan 200 mubaligh tersebut. Anggota DPR RI dari Dapil II Sumatra Utara itu mengatakan hasil rekomendasi dari Kemenag juga tidak proporsional dengan jumlah penduduk muslim yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Ustaz Somad tak Masuk Rekomendasi, Ini Penjelasan Kemenag

Saleh berkata, 200 mubaligh yang direkomendasikan Kemenag sangat sedikit dibanding umat Muslim Indonesia yang berjumlah sekitar 150 juta jiwa. "Ada banyak keganjilan dalam rekomendasi tersebut. Selain jumlah yang sangat sedikit dibanding jumlah penduduk Muslim Indonesia, tiga indikator penentunya pun masih potensial dipertanyakan," ujar Saleh.

Kemenag merekomendasikan 200 mubaligh yang bisa menjadi rujukan di bulan Ramadhan ini. Dalam daftar yang dirilis oleh Kemenag lewat lamannya, kemenag.go.id, tercantum nama dan pendidikan akhir yang ditempuh para penceramah. Diterangkan pula kompetensi penguasaan bahasa para mubaligh yang sebagian besar menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Dari 200 nama mubaligh itu, ada nama-nama yang sering kita lihat muncul di layar televisi seperti Abdullah Gymnastiar, Alwi Shihab, dan Didin Hafidhuddin. Ustaz yang selama ini aktif di media sosial, seperti Ahmad Musthofa Bisri pun masuk dalam daftar rekomendasi Kemenag.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement