Selasa 15 May 2018 19:55 WIB

Menag: Pendakwah Harus Sampaikan Kasih Sayang

Pendakwah harus memberikan kemaslahatan bagi segenap umat manusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Menteri Agama Lukman Hakim memberikan memberikan keterangan pers, Selasa (15/5).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Agama Lukman Hakim memberikan memberikan keterangan pers, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta para pendakwah untuk menyampaikan dakwah yang lebih mengedepankan sisi keislaman yang penuh dengan kasih sayang. Hal ini ia sampaikan terkait peristiwa teror bom beberapa hari terakhir.

"Kami amat sangat mengharapkan para mubaligh dalam menyampaikan dakwahnya hendaknya lebih mengedepankan sisi Islam yang penuh dengan kasih sayang dan kedamaian," kata dia kantor Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (15/5).

Lukman menambahkan, para pendakwah harus memberikan kemaslahatan bagi segenap umat manusia dan bukan justru sebaliknya. Ia tidak menghendaki para pendakwah menyampaikan hal terkait agama yang dimanipulasi dan bahkan dieksploitasi.

"Sehingga relasi kehidupan antar umat manusia justru saling menafikan atau bahkan meniadakan satu dengan yang lainnya dengan alasan agama, ini harus kita hindari," tutur dia.

 

Lukman juga menambahkan, masyarakat harus mengambil hikmah dari peristiwa teror di Surabaya. Dia juga mengajak masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dirinya masing-masing. 

Dia mengakui tindakan seperti itu secara langsung dan tidak langsung, sering dikaitkan dengan agama. "Maka kita harus menegaskan bahwa hal itu tak ada kaitan dengan agama apapun apalagi Islam karena Islam agama kedamaian agama keselamatan," katanya.

Aksi teror beruntun di Jawa Timur pada Ahad (13/5) dan Senin (14/5) memunculkan kekhawatiran di masyarakat. Aksi teror pertama terjadi lewat pengeboman tiga gereja di Surabaya yang melibatkan satu keluarga beranggotakan ayah, ibu, dan empat anak pada Ahad.

Keluarga melakukan pengeboman di tiga gereja, yakni Dita Upriyanto, Puji Kuswati, Fad (12 tahun), PR (9), Yusuf Fadil (18), dan FH (16).

Pada Senin, satu keluarga dengan ayah, ibu, dan tiga anak, satu di antaranya selamat, melakukan aksi di Mapolrestabes Surabaya. Mereka adalah Tri Murtiono, Tri Ernawati, Muhammad Daffa Anin Murdana, dan MDS (15). 

Selain itu, bom tidak sengaja meledak di rumah keluarga beranggotakan enam orang. Korban meninggal dunia adalah Anton Febrianto (47) yang merupakan kepala keluarga, istrinya bernama Puspita Sari (47), dan satu anak perempuannya bernama RAR (17). 

Sebelum kejadian teror tersebut, kerusuhan melibatkan narapidana teroris terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Depok, Jawa Barar. Akibat kejadian ini, lima polisi gugur dan seorang napi teroris meninggal.

Kejadian lainnya adalah penangkapan dua perempuan di dekat Mako Brimob. Kedua perempuan diduga akan menyerang polisi menggunakan gunting. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement