Jumat 27 Apr 2018 08:36 WIB

Konsep Kepemimpinan Ideal Menurut TGB

SDM merupakan faktor penting dalam membangun peradaban bangsa.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Kepemimpinan Nasional yang Berakhlak dan Unggul Huna Mendukung Daya Saing Bangsa saat wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/4).
Foto: Humas Pemprov NTB
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Kepemimpinan Nasional yang Berakhlak dan Unggul Huna Mendukung Daya Saing Bangsa saat wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengatakan, sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) menjadi dua faktor penting dalam membangun suatu peradaban bangsa. Namun, terdapat juga satu faktor yang tidak kalah penting lainnya yakni kepemimpinan yang efektif.

"Kepemimpinan yang efektif menentukan maju atau mundurnya sebuah peradaban," ujar TGB saat memberikan orasi ilmiah bertajuk "Kepemimpinan Nasional yang Berakhlak dan Unggul Guna Mendukung Daya Saing Bangsa" saat wisudaInstitut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (26/4).

Menurutnya, kepemimpinan memiliki fungsi yang sangat penting, apabila kepemimpinan itu mampu menghadirkan satu keteladanan yang baik. Dalam konsep Islam, lanjutnya, kepemimpinan ideal itu harus memiliki tiga muatan, pertama muatan humanisasi yakni kepemimpinan yang mampu menghadirkan dan senantiasa mentradisikan kebaikan. Kedua, kepemimpinan yang liberatif, yaitu kepemimpinan yang berusaha bersama-sama bekerja untuk menghilangkan hal-hal yang bersifat destruktif untuk kemanusiaan. Misalnya melawan bebaskan manusia dari penjajahan.

"Dari awal kita setting bangsa ini untuk ikut bekerja membebaskan manusia dari hal-hal dekstruktif, seperti melawan penjajahan, ketimpangan, kezaliman atau apapun yang merusak nilai kemanusiaan," lanjutnya.

Kemudian, ketiga, kata TGB, semua hal-hal yang dilakukan, termasuk dalam aspek kepemimpinan bukan sekadar tanda tangan atau sumpah jabatan di depan manusia, tapi ada tali kontrak kepada Allah SWT.

Apabila kualitas kepemimpinan dapat kita bangun sama-sama, maka saya yakin ke depan bangsa kita akan mampu lewati tantangan apapun," ucap TGB.

Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia (OIAA) itu melanjutkan, pembicaraan kepemimpinan memiliki tempat yang penting dalam suatu peradaban. Salah satu sumber kearifan masyarakat Indonesia dalam berbangsa ialah beragama.

"Sebagai muslim ketika buka Alquran, salah satu perhatian yang dibahas panjang lebar dalam Alquran ialah manusia dalam dimensi kepemimpinan," kata pria asal Lombok tersebut.

Ia menyampaikan, Allah SWT menetapkan manusia sebagai khalifah atau pemimpin dalam kehidupan dunia, dan bagaimana memajukan, memakmurkan dengan nilai-nilai mulia, yaitu dirangkum dalam asmaul husna.

Maka kepemimpinan seseorang dalam kehidupan ini tergantung sejauh mana dia mampu mengaplikasikan kemuliaan-kemuliaan yang ada di asmaul husna," ungkap TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement