Senin 23 Apr 2018 18:25 WIB

Yuk Pahami Tata Cara Mengurus Jenazah

KPJ menyiapkan pelatihan pertolongan pertama pada jenazah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah jamaah perempuan mengikuti pelatihan mengurus jenazah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (25/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah jamaah perempuan mengikuti pelatihan mengurus jenazah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Salah satu founder Komunitas Peduli Jenazah (KPJ), Akmal Fikri Diaudin KPJ telah banyak memberikan pelatihan terkait tata cara pengurusan jenazah. Kajian yang diberikan dalam pelatihan mencakup manajemen sakit, manajemen sakaratul maut, manajemen kematian, dan manajemen pasca kematian. Selain itu, adapula pelatihan tentang P3J yaitu pertolongan pertama pada jenazah.

Akmal menuturkan, proses pengurusan jenazah dimulai saat orang yang bersangkutan sakit dan menjelang sakaratul maut. Menurutnya, terdapat tanda-tanda sakaratul maut yang tidak dipahami semua orang. Ketika meninggal, banyak orang tidak memahami bagaimana tindakan pertama yang harus dilakukan terhadap jenazah.

Pada dua jam pertama setelah jenazah meninggal, ia mengatakan organ tubuh masih berfungsi. Saat jenazah baru menghembuskan nafas terakhirnya dan matanya terbelalak, keluarga harus segera menutup mata jenazah bersangkutan.

Kemudian, tangan jenazah tersebut didekapkan di dada, dan pakaiannya segera dilepaskan layaknya orang yang masih hidup dan bukan digunting atau dipotong. Karena jika setelah melewati dua jam pasca meninggal, Akmal mengatakan syaraf-syaraf pada tubuh sudah terputus dan tubuh jenazah menjadi kaku.

Selain itu, Akmal menuturkan adapula Ikatan Persaudaraan Pemulia Jenazah Indonesia (IPPJI). Semenjak KPJ terbentuk, komunitas tersebut membuka untuk umum siapapun yang ingin menjadi amil atau disebut 'pemulia jenazah'. IPPJI adalah kumpulan pemulia jenazah, yang anggotanya umumnya sudah mengikuti pelatihan manajemen kematian.

Menurutnya, banyak yang antusias bergabung dengan IPPJI. Komunitas tersebut beranggotakan berbagai macam profesi dari mulai dokter, mahasiswa, ibu rumah tangga, polisi, dan juga dari kalangan kaum muda. Karena itu, ia mengatakan antusias anak muda untuk mengikuti pelatihan pengurusan jenazah juga begitu besar. Saat ini, IPPJI beranggotakan kurang dari 100 orang.

"Setiap ada informasi kematian, KPJ menginformasikan di grup IPPJI siapa yang bersedia ikut mengurusi jenazah. Dalam hal ini, amil masih mendampingi dan yang mengerjakan para anak muda atau dari pihak keluarga jenazah," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement