Senin 23 Apr 2018 16:02 WIB

UGM Jadi Lokasi Perdana Gelaran Amil Goes to Campus

Gerakan zakat memiliki posisi strategis mengatasi permasalahan nilai-nilai manusia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Hazliansyah
Gelaran Amil Goes to Campus di Auditorium Sukadji Danuwihardjo Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (23/4).  Mengangkat tema Gantungkan Cita-Cita Kita Menjadi Amil dan Fundraiser Kekinian, kegiatan diisi pembicara kunci Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Muhammad Fuad Nassar.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Gelaran Amil Goes to Campus di Auditorium Sukadji Danuwihardjo Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (23/4). Mengangkat tema Gantungkan Cita-Cita Kita Menjadi Amil dan Fundraiser Kekinian, kegiatan diisi pembicara kunci Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Muhammad Fuad Nassar.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah gelaran Amil Goes to Campus. Ini merupakan gelaran perdana dari rangkaian Amil Goes to Campus yang akan digelar di perguruan-perguruan tinggi se-Indonesia.

Di gelaran pertama ini, Amil Goes to Campus mengangkat tajuk "Gantungkan Cita-Cita Kita Menjadi Amil dan Fundraiser Kekinian".

Pembicara diisi Ketum Forum Zakat Bambang Suherman, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi, Direktur Mandiri Amal Insani Abdul Ghofur, Ketua Korps Alumni Fossei, Kepala PSEBS Fakultas Ekonomi Bisnis UGM Akbar Susamto dan Direktur Laznaz BSM Rizki Okto, dan pembicara kunci Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Muhammad Fuad Nassar.

Dalam paparannya, Fuad Nassar mengingatkan Indonesia akan menghadapi fenomena bonus demografi. Ia merasa, fenomena itu akan memberikan peluang peningkatan kualitas indeks literasi tentang zakat dan filantropi dan pembangunan infrastruktur sosial.

Ia menilai, gerakan zakat memiliki posisi yang strategis dalam mengatasi permasalahan nilai-nilai manusia, sejalan tujuan bernegara dan hak asasi manusia. Karenanya, penting membangun literasi itu dengan merangkul elemen tridharma perguruan tinggi.

"Jadi, bukan sekadar memperkaya wacana keilmuwan tapi beresonansi menjangkau sisi nyata kemiskinan di tengah kekerasan struktural yang terjadi," kata Fuad di Auditorium Sukadji Ranuwihadjo MM FEB UGM, Senin (23/4).

Fuad menekankan, pembangunan kehidupan bangsa memerlukan nafas panjang dan sikap pantang menyerah, demi memenuhi hak-hak orang yang membutuhkan. Untuk itu, kesadaran semua manusia kalau kita bersaudara dan harus saling tolong menolong dirasa perlu ditanamkan.

Tapi, lanjut Fuad, semua usaha itu bukan berarti mengurangi apalagi menghilangkan peran penting negara, yang harus menata kebijakan dengan baik. Ia menegaskan, negara harus hadir untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

"Sebab, kalau cuma profit yang dipikirkan, misi besar negara melayani rakyat akan kabur," ujar Fuad.

Amil Goes to Campus di MM FEB UGM ini diikuti 230 lebih peserta. Harapannya, kegiatan dapat terus berkembang dalam gelaran-gelaran selanjutnya, tidak lain demi meningkatkan literasi filantropi di tengah-tengah perguruan tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement