Senin 23 Apr 2018 13:04 WIB

Bang Tere Ingatkan Penggemarnya untuk Resapi Ayat Iqra

Menulis merupakan tradisi ulama zaman dulu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Penulis Tere Liye membagikan souvenir kepada pembaca usai kegiatan bedah buku karangannya berjudul Pergi pada acara Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penulis Tere Liye membagikan souvenir kepada pembaca usai kegiatan bedah buku karangannya berjudul Pergi pada acara Islamic Book Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Penulis novel-novel best seller, Tere Liye, berbincang-bincang dengan ratusan penggemarnya pada hari terakhir Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (22/4). Pria yang akrab disapa Bang Tere itu pun memberikan beberapa tip kepada para penggemarnya.

 

Dia mengingatkan kepada para penggemarnya agar meresapi ayat pertama Alquran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, yaitu iqra yang artinya 'bacalah'. "Kalimat pertama ingat Alquran turun iqra, 'bacalah'. Maka. pertanyaan saya, 'Dek kamu baca apa kalau ingin nulis?'," ujar Tere saat menjawab salah satu pertanyaan penggemarnya.

 

Menurut Tere, membaca merupakan kunci utama untuk bisa menulis dengan baik. Namun, kata dia, masih banyak generasi Muslim yang bahkan tidak suka menulis, termasuk di kalangan pesantren.

 

Tere mengaku sedih jika orang pesantren tidak bisa menulis. Sebab, menurut dia, menulis merupakan tradisi ulama zaman dahulu sehingga karya-karyanya saat ini banyak dijadikan bahan ajar di pesantren. "Jadi, semoga di pesantren banyak penulis baru, saya doakan," ucap Tere.

 

Tere menambahkan, di Indonesia sudah terlalu banyak orang yang pintar bicara, tetapi sangat sedikit sekali orang yang pintar menulis. Dia mencontohkan, seperti halnya para pejabat yang lebih banyak bicara dan tidak ada buktinya.

 

Namun, kata dia, seandainya para pejabat di Indonesia juga pintar menulis, dia tidak akan lupa terhadap apa yang diomongkannya karena ada buktinya. "Di negeri kita ini, Adik-adik sekalian, sudah terlalu banyak orang pintar bicara, tapi sedikit sekali yang pintar menulis," kata Tere.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement