Selasa 17 Apr 2018 15:55 WIB

Keunikan Arsitektur Masjid Seribu Pintu

Sudah sejak lama, bangunan ini tidak dipakai sebagai tempat shalat Jumat.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Masjid Seribu Pintu
Foto: panduanwisata.id
Masjid Seribu Pintu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Masjid Nurul Yakin atau lebih terkenal dengan julukan Masjid Seribu Pintu. Sebab, jumlah pintunya sangat banyak. Untuk memudahkannya, maka masyarakat menjulukinya dengan seribu pintu. Lokasi masjid tersebut terletak di Kampung Bayur, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang. Tidak jauh dari pusat Kota Tangerang.

Masjid ini dibangun pada tahun 1978 dan baru resmi dipergunakan pada tahun 1982. Berdasarkan sejumlah pendapat masyarakat, masjid ini dibangun oleh seseorang warga yang bernama Al-Fakir Syekh Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al-Muqaddam.

Tak ada yang istimewa dari bangunan ini dibandingkan masjid pada umumnya. Tak ada mimbar, apalagi menara masjid, sebagaimana layaknya masjid di Indonesia. Juga, tak ada shalat Jumat. Sudah sejak lama, bangunan ini tidak dipakai sebagai tempat shalat Jumat. Tak ada alasan. Mungkin saja karena tak ada tempat yang luas untuk menampung jamaah.

Namun, bentuk ruangan yang disekat-sekat menunjukkan ada sesuatu yang berbeda dari bangunan ini dibandingkan bangunan lainnya. Bahkan, sejumlah pilar besar juga menghiasi bangunan ini. Namun demikian, tak ada konsep atau arsitek yang merancang bangunan ini.

‘’Syekh Mahdi merancangnya tanpa konsep. Terkadang, hanya berdasarkan keinginan atau insting saja,’’ kata Nasir Abdullah, seorang petugas yang dipercaya sebagai humas masjid ini. "Syekh Mahdi memikirkannya di dalam hati, lantas ia memerintahkan kepada murid-muridnya untuk membangun masjid sesuai dengan keinginannya," tambah Nasir. Hal yang sama juga diungkapkan Al-Faqir Syekh Mahdi. Menurutnya, bangunan tersebut dibangun oleh masyarakat.

Namun, justru karena ‘tanpa konsep’ inilah, bangunan tersebut tampak unik dan klasik. Bahkan, terkesan misterius, seperti sosok pendirinya, Al-Faqir Syekh Mahdi Hasan Al-Qudratillah al-Muqaddam.

Dan hal itu pula, yang membuat banyak warga masyarakat, berbondong-bondong untuk menyaksikannya. Saat ini, Masjid tersebut memiliki dua bangunan utama yang masing-masing terdiri atas empat dan tiga lantai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement