Selasa 03 Apr 2018 04:14 WIB

Merenungkan Tentang Kebesaran Allah

Allah SWT mengumpamakan jaring laba-laba sebagai rumah yang lemah.

Sarang laba-laba berbentuk bulan bintang.
Foto: @Yusrilihza_Mhd
Sarang laba-laba berbentuk bulan bintang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah kita merenungkan tentang kebesaran Allah SWT lewat benang yang membentuk sarang laba-laba? Bila dibanding dengan rambut manusia, helai laba-laba jauh lebih tipis. Dia ibarat tali dengan benang. Pro fesor Emeritus Teknik Mesin asal Universitas Houston, Amerika Serikat, John Lienhard menjelaskan, diameter benang yang merangkai rumah laba-laba ternyata 30 lebih kecil.

Dengan segala kelemahannya itu, benang laba-laba bisa membantang hingga 140 kali dari panjangnya. Dia pun punya struktur material yang sangat kuat. Lienhard bahkan menyebut jaringnya memiliki kekuatan yang lebih dari material baja. Laba-laba memiliki enam spigotuntuk memutar sutra. Spigotitu mencampur cairan untuk mengatur komposisi. Mereka dapat membuat satu jenis sutra untuk menangkap lalat dan membuat benang lainnya untuk membentuk parasut yang bisa membawa mereka ke angin.

Namun, Allah SWT mengumpamakan jaring laba-laba sebagai rumah yang le mah. Perumpamaan orang-orang yang mengam- bil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang mem buat rumah.Dan sesungguhnya, rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, jika saja mereka mengetahui. (QS al-An kabut: 41).

Menurut Prof Quraish Shihab dalam tafsir Al Mishbah, laba-laba dalam ayat ini menggunakan bentuk feminin, yakni dengan kata ittakhadzat. Penambahan huruf 'ta' yang pertama pada kata itu mengisyaratkan kesungguhan dalam pembuatan sarang laba-laba. Sementara, sebagian pakar berpendapat jika huruf 'ta' kedua oleh sementara pakar dipahami menunjuk jenis kelamin laba-laba.

Mushtafa Mahfud, seorang peneliti Mesir menjelaskan, pembuat sarang laba-laba berjenis kelamin betina. Setelah ber hubungan seks dengan pejantannya, ia akan langsung membenci dan berusaha mem- bunuhnya. Sementara itu, telur-telur laba- laba yang menetas itu pun tindih-menindih dan sebagian di antaranya mati.

Alquran menjelaskan bahwa sarang laba-laba bak rumah yang rapuh. Kata 'auhan' diambil dari kata 'wahn' yang berarti lemah atau rapuh. Kelemahan sarang laba-laba untuk menjadi tempat perlin- dungan sepintas terlihat sangat menonjol. Anda dapat menghancurkan sarang itu hanya dengan satu jari.

Quraisy Shihab mengutip Musthafa Mah mud menjelaskan, benang-benang yang dihasilkan laba-laba memang jauh lebih kuat dari baja dalam kadar yang sama. Di sisi lain, dia lebih lentur dari su tra. Karena itu, apa yang dimaksud ayat di atas bukan kepada benang atau material yang membentuknya. Predikat rapuh itu ditujukan kepada sarang atau rumah laba-laba.

Kelemahan rumah laba-laba bukan pada unsur atau struktur bangunannya. Kalau itu yang dijadikan patokan, rumah laba-laba adalah rumah paling kuat. Ke lemah annya ada pada fungsi utama sebuah ru mah. Sebuah rumah mempunyai fungsi uta ma untuk melindungi penghuninya. Pada sarang laba-laba rumah itu tidak melin dungi nya sama sekali dari hujan, panas, angin.

Quraisy menjelaskan, ayat di atas bermaksud menggambarkan kelemahan sarang laba-laba. Sikap kaum musyrikin yang menjadikan berhala-berhala sebagai pelindung disamakan dengan sarang laba- laba. Sarangnya tidak melindungi dari sengatan panas dan dingin. Sedikit gerakan yang menyentuh sarang itu akan porak poranda dengan hanya sentuhan tangan.

Perumpamaan ini sama dengan berhala-berhala kaum musyrikin. Dia hanya memiliki nama yang diberikan oleh kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan. Tapi, ia sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan. Dia pun tak mempunyai perlindungan dan tidak bisa memberi perlindungan.

Dalam menjelaskan ayat ini, Imam al- Ghazali mengungkapkan, tidak ada kekuasaan atau pun kekuataan kecuali Allah. Menurut al-Ghazali, jika Anda melihat seorang yang percaya pada manusia-ma nusia dan bersandar kepadanya, berhati-hatilah kepadanya. Karena ia adalah seorang yang penuh kecongkakan dan pertikaian. Jika Anda lebih memercayai Rabb Anda dari- pada manusia, Anda telah setia kepada- Nya dan Dia benar-benar Rabb Anda. Di za man ini, orang-orang awam terlibat dalam berbagai jenis kesulitan dan kehi- naan hanya karena kesibukan mereka dengan dunia dan ketergantungan mereka terhadapnya. Ketidakacuhan mereka pada akhirat dan masalah-masalahnya serta pada Hari Perhitungan.

Sementara itu, Imam Ibnu Katsir menga takan, ayat ini merupakan perumpa- maan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan perihal kaum musyrik karena mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah. Mereka mengharapkan pertolongan dan rezeki itu kepada para berhala.

Keadaan mereka dalam hal tersebut sama dengan rumah laba-laba dalam hal kelemahan dan kerapuhannya. Orang yang menyembah tuhan-tuhan seperti mereka tiada lain seperti orang yang berpegangan pada rumah laba-laba. Sesungguhnya, hal itu tidak dapat memberikan suatu manfaat pun kepadanya. Sekiranya mereka menge- tahui keadaan tersebut, tentulah mereka tidak akan menjadikan penolong-penolong mereka selain dari Allah.

Berbeda halnya dengan orang Muslim yang hatinya beriman kepada Allah. Selain beramal dengan baik sesuai dengan hukum syariat, dia berpegang teguh kepada tali yang kuat yang tidak akan terputus karena kekuatan dan kekokohannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement