Sabtu 24 Mar 2018 22:10 WIB

Menjadi Muslim Profesional

Rasulullah SAW merupakan teladan terbaik seorang Muslim.

 Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria, SP, M.Si menjadi khatib dan Imam pada Shalat Jum`at di Masjid Al Hurriyyah IPB (23/3).
Foto: Istimewa
Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria, SP, M.Si menjadi khatib dan Imam pada Shalat Jum`at di Masjid Al Hurriyyah IPB (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria, SP, M.Si menjadi khatib dan Imam pada Shalat Jum`at di Masjid Al Hurriyyah IPB (23/3). Masjid Al Hurriyyah adalah masjid kampus yang masuk dalam daftar 10 masjid kampus terbesar dan termegah di Indonesia.

Mengusung tema khatbah Menjadi Muslim yang Amanah dan Profesional,  rektor mengatakan bahwa agama Islam sangat menekankan agar pemeluknya berusaha dan bekerja sebaik-baiknya dengan senantiasa menjaga kualitas (professional) pada setiap profesi yang ditekuninya.

Ditegaskan dalam Alqur’an bahwa esensi dari kehidupan hingga kematian seseorang tak lain untuk menilai siapa yang paling berkualitas amal perbuatannya. Profesionalitas berarti melakukan semua aktivitas kehidupan dengan senantiasa memperhatikan kualitas proses maupun hasil.

Rektor mengurai nilai dasar yang perlu diwujudkan untuk menjadi seorang muslim professional mesti mengacu pada karakter yang dimiliki para Rasul.

Pertama; Shidiq (kejujuran). Kejujuran adalah modal sangat berharga bagi setiap manusia dalam menjalankan segenap aktifitas kehidupannya. Profesi apapun yang ditekuninya, seyogianya sifat jujur senantiasa menghiasi dirinya. Apalah artinya kesungguhan itu jika tidak dibarengi dengan sikap yang jujur. Apalagi sebagai masyarakat ilmiah yang harus bersekutu dengan kejujuran.

Kedua: Amanah (dapat dipercaya). Salah satu komitmen penting yang harus kita bangun dalam karir hidup kita, selain kejujuran adalah amanah, atau komitmen menjaga kepercayaan. Nabi Muhammad saw berhasil menuai sukses, dalam sisi apapun, setelah beliau berhasil membangun kepercayaan orang lain. Memang, komitmen dan kesuksesan hanya akan datang kalau kita memiliki kredibilitas dan kepercayaan.

Ketiga; Tabligh (keterbukaan). Secara harfiah tabligh maknanya menyampaikan sesuatu apa adanya, tanpa ditutup-tutupi. Ada dua dimensi dalam tabligh yaitu spirit penyampaian pesan-pesan kebenaran, kebaikan, dan pengetahuan sebagai upaya membangun  energi positif dalam pembangunan masyarakat sehingga tercipta masyarakat pembelajar atau learning community. Sebagai professional, kita harus berpikir pentingnya menebar pesan dalam memberikan added value buat orang lain. Kita akan tumbuh kalau menumbuhkan oranng lain.  Dalam tabligh juga terkandung makna keterbukaan. Perilaku terbuka atau transparan penting dimiliki seorang profesional. Sulit membayangkan profesionalitas kinerja seseorang jika ia tidak menanamkan sifat ini dalam dirinya.  Transparansi sangat dekat hubungannya dengan kejujuran dan sifat amanah, bahkan ia merupakan refleksi dari kedua sifat di atas. Orang yang jujur dan amanah tentu tak akan menyembunyikan sesuatu yang seharusnya diungkap.

Keempat; Fathanah (cerdas dan bijaksana). Tak dapat dipungkiri, saat ini intelektualitas merupakan paramater pertama untuk mengukur kemampuan seseorang. Padahal, kecakapan intelektual bukan satu-satunya tolok ukur menilai profesionalitas seseorang. Tak ada artinya orang cerdas jika ia tidak bermoral baik. Kecerdasan seperti itu akan disalahgunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi dan merugikan orang lain.  Fathanah bukan sekadar cerdas tetapi juga visioner dan inovatif, tanggap menangkap peluang untuk maju serta menciptakan sesuatu yang tepat guna, efisien dan berdaya saing tinggi.

Selain nilai-nilai dasar tersebut, seorang profesional muslim harus selalu memelihara tujuan utama hidupnya. Di manapun dan apapun profesi kita tujuan intinya cuma satu, yakni dalam rangka mengabdikan diri kepada Allah swt guna mendapatkan ridho-Nya.

Di akhir uraian khutbah, rektor menandaskan, jika kita ingin memenangkan persaingan pasar global, maka kita pun harus memiliki sifat professional yang didasari oleh kejujuran, amanah, keterbukaan dan intelektualitas serta dibingkai dengan keikhlasan karena Allah.

Rektor pun berkesempatan menjadi imam sholat Jumat yang diikuti ribuan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan masyarakat umum di sekitar kampus IPB Dramaga, Bogor tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement