Ahad 18 Mar 2018 18:20 WIB

BEM IAIN Bukittinggi Bentuk Tim Kajian Kebijakan Cadar

Kajian yang dilakukan akan mendalami esensi dari kebijakan rektorat

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Hazliansyah
Edaran yang berisikan imbauan bagi civitas akademika IAIN Bukittinggi untuk tidak mengenakan cadar.
Foto: Istimewa
Edaran yang berisikan imbauan bagi civitas akademika IAIN Bukittinggi untuk tidak mengenakan cadar.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi membentuk tim kajian untuk mendalami kebijakan kampus soal pembatasan penggunaan cadar di lingkungan akademik.

Ketua BEM IAIN Bukittinggi, Beni Hari Mulia, menjelaskan, bahwa kajian yang dilakukan akan mendalami esensi dari kebijakan rektorat yang mengimbau dosen dan mahasiswi agar tidak mengenakan cadar di dalam kampus.

"Jadi kajiannya bukan spesifik tentang cadarnya, namun pembahasan mengenai kondisi saat ini dan langkah penyelesaian polemik," ujar Beni, Ahad (18/3).

BEM IAIN Bukittinggi, lanjut Beni, berharap agar polemik cadar bisa dirampungkan dengan baik tanpa mencederai aturan yang ada. Yang terpenting baginya, agar iklim pembelajaran kembali kondusif.

"Karena polemik ini sedikit banyak mempengaruhi psikologi mahasiswa," ujarnya.

Rencananya, BEM IAIN Bukittinggi akan membawa hasil kajian tentang aturan berbusana di dalam kampus kepada pihak rektorat pada pekan depan.

Jumat (16/3) lalu ratusan mahasiswa IAIN Bukittinggi juga melakukan aksi tanda tangan di atas poster bertuliskan 'Mahasiswa IAIN Bukittinggi Tolak Berita Hoaks'.

Aksi yang dilakukan seluruh perwakilan organisasi kampus tersebut bertujuan menepis anggapan masyarakat bahwa IAIN Bukittinggi disusupi ideologi radikal atau bahkan liberal dalam kebijakannya membatasi penggunaan cadar di kampus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement