Rabu 14 Mar 2018 12:42 WIB

MUI: Hormati Penetapan Awal Puasa Muhammadiyah

MUI mengharapkan umat Islam tidak menjadikan hal ini polemik.

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi meminta siapa pun menghormati maklumat yang dikeluarkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait penetapan awal puasa, Lebaran dan hari besar keagamaan Islam lainnya.

"MUI mengharapkan umat Islam tidak menjadikan hal ini polemik tapi justru harus dijadikan sebagai proses pendewasaan diri dalam menerima perbedaan pendapat," kata Zainut di Jakarta, Rabu (14/3).

Dia mengatakan MUI juga menghormati Muhammadiyah terkait maklumat tersebut. "MUI menghormati keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sudah mengumumkan penetapan 1 Ramadhan 1439 Hijriyah dan 1 Syawal 1439 Hijriyah karena sesuai dengan metode ijtihad yang digunakan, yaitu melalui pendekatan hisab atau perhitungan bulan," kata dia.

MUI juga menghormati ormas Islam lainnya yang belum mengumumkan awal puasa karena menggunakan pendekatan penetapan hilalnya melalui rukyatul hilal (melihat bulan). Muhammadiyah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1439 Hijriyah atau 2018 pada Kamis, 17 Mei dengan merujuk hasil perhitungan astronomi atau hisab yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan penetapan soal 1 Ramadhan itu agar dapat menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah. Berdasarkan maklumat tersebut, 1 Syawal atau hari Idul Fitri 2018 jatuh pada Jumat, 15 Juni. Kemudian 1 Zulhijah tahun ini bertepatan dengan Senin 13 Agustus.

Dengan begitu, Hari Arafah atau 9 Zulhijah bersamaan dengan Selasa, 21 Agustus. Selanjutnya, Idul Adha 10 Zulhijah jatuh pada Rabu 22 Agustus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement