Selasa 13 Mar 2018 20:22 WIB

Wapres JK: Investasi Dana Haji di Saudi Menguntungkan

Bentuk investasi dana haji bisa digunakan untuk tempat penginapan jamaah haji.

Jusuf Kalla
Foto: Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) mengatakan investasi dana haji di Arab Saudi akan menguntungkan. Selain itu, kata dia, manfaatnya dapat dirasakan oleh jemaah haji asal Indonesia.

"Karena perkembangan haji itu semakin tinggi dan perkembangan umrah juga hampir sejuta dalam setahun, maka kalau Indonesia, melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), berinvestasi di Saudi itu bisa menguntungkan karena sudah bisa dipakai setahun," kata Wapres Jusuf Kalla kepada pewarta di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (13/3).

Wapres menjelaskan rencana bentuk investasi Pemerintah Indonesia di Arab Saudi bisa digunakan untuk tempat penginapan bagi jamaah haji. Apabila dahulu pemakaian hotel di Mekkah hanya tiga bulan pada masa haji dan umrah, maka dengan adanya investasi tersebut jemaah asal Indonesia bisa memakai fasilitas itu selama satu tahun.

"Dulu bikin hotel di sana paling dipakainya tiga bulan. Sekarang, karena umrah sudah sedemikian banyak, maka fasilitasnya bisa dipakai selama satu tahun sehingga bisa menguntungkan," tambah Wapres.

Sementara itu, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam waktu dekat akan bertemu dengan sejumlah investor dari Arab Saudi guna membicarakan terkait rencana investasi di tanah wakaf dari Pemerintah Aceh di Arab Saudi. "Kami akan bertemu dengan beberapa pihak investor di Arab Saudi untuk melakukan administrasi, yang paling dekat adalah (investasi) dengan tanah wakafnya Aceh," kata Anggota BPKH Anggito Abimanyu.

Pemerintah Aceh memiliki tanah wakaf di Ajyad, yang lokasinya berjarak sekitar 400 meter dari Masjidil Haram, Mekah. Tanah wakaf tersebut sudah diikrarkan dan rencananya akan diinvestasikan untuk keuntungannya bisa dimanfaatkan masyarakat Aceh yang berada di Tanah Suci.

"Ikrar wakafnya sudah ada, dan sudah diinvestasikan oleh wakifnya di Arab Saudi. Dan itu sedang proses negosiasi," ujar Anggito.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement