Ahad 11 Mar 2018 22:57 WIB

Taliban Tolak Konferensi Damai, Begini Tanggapan MUI

Taliban mendesak negara-negara Islam tidak mendukung konferensi ulama.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah
Masyarakat Kota Kabul, Afghanistan menjajakan dagangannya di pinggir jalan, Rabu (28/2).
Foto: Republika/Andi Nur Aminah
Masyarakat Kota Kabul, Afghanistan menjajakan dagangannya di pinggir jalan, Rabu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taliban menolak penyelengaraan konferensi perdamaian para ulama yang akan digelar di Jakarta. Indonesia telah menyatakan siap menjadi tuan rumah konferensi tersebut.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi menanggapi santai terkait Taliban yang menyuarakan penolakan. Menurutnya, penolakan tersebut sekadar pernyataan untuk kepentingan media.

"Kita perlu mendalami sikap tersebut karena belum merupakan sikap resmi," ujar Muhyiddin lewat pesan Whatsapp kepada Republika.co.id, Ahad (11/3).

Sebelumnya pada Sabtu (10/3) juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan konflik Afghanistan bukan hanya sebuah masalah yang rumit tapi juga masalah utama seluruh umat Islam. Menurutnya, gerakan militan ini telah mengembangkan sistem yang tepat di Afghanistan, namun Amerika Serikat telah menghancurkannya.

"Dengan memberikan legitimasi kepada pemerintahan di Kabul dan dengan upaya propagandanya, AS ingin menipu negara-negara Muslim. Pertemuan para ulama di Indonesia atau beberapa negara Islam lainnya merupakan langkah yang menyesatkan," ujar Mujahid dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan laman Pajhwok.

Taliban mendesak negara-negara Islam tidak mendukung konferensi ulama ini dan juga menghindari berpartisipasi di dalamnya. Bulan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan konferensi ini akan dihadiri sejumlah ulama dari tiga negara, yaitu Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement