Sabtu 10 Mar 2018 13:44 WIB

BSMI Bali Gelar Khitanan Massal di Kupang

Masyarakat Nasrani juga berbondong-bondong untuk mengikuti khitanan massal.

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Budi Raharjo
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Provinsi Bali menggelar khitanan massal di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu-Ahad (10-11 Maret).
Foto: A Syalabi Ichsan
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Provinsi Bali menggelar khitanan massal di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu-Ahad (10-11 Maret).

REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG -- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Provinsi Bali kembali melakukan aktivitas kemanusiaan di daerah dengan minoritas Muslim. Kali ini, perhimpunan tersebut menggelar khitanan massal di Kupang,  Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu-Ahad (10-11 Maret).

Kepala BSMI Bali Bambang Widjanarko menjelaskan, khitanan massal ini merupakan giat kedua kali BSMI di NTT. "Pada Agustus lalu 2017 lalu, kita juga melakukan khitanan massal di Kabupaten Timor Tengah Selatan, "ujar Bambang di Kupang, Sabtu (10/3).

Bambang menjelaskan, pihaknya menargetkan 300 peserta yang akan mengikuti khitanan massal. Meski demikian, dia mengungkapkan jika panitia mengantisipasi adanya lonjakan jumlah peserta seperti yang terjadi pada tahun lalu.  

Ketika giat khitanan massal di So'e, ujar dia, terjadi penambahan 200 peserta. Acara yang dijadwalkan selesai pada sore hari pun sempat molor hingga malam. "Karena itu sekarang kita bawa obat lebih dan bekerja sama dengan dokter intensif," kata dia.

 

Menurut Bambang, tingginya antusiasme masyarakat terhadap khitanan massal karena semakin besarnya tingkat kesadaran reproduksi di Kupang. Bahkan, ujar Bambang, masyarakat Nasrani juga berbondong-bondong untuk mengikuti khitanan massal. "Kalau yang teman-teman Nasrani banyak di Kabupaten Kupang besok,"ujar dia.

Dengan khitanan massal ini, dia menjelaskan, BSMI Bali berharap agar masyarakat setempat teredukasi untuk khitan sesuai standar kesehatan. Menurut dia,  masih ada warga asli yang punya tradisi bersunat dengan bambu. Setelah disunat, mereka diminta untuk berhubungan intim dengan perempuan selain istrinya. "Ini berbahaya, makanya kita ingin edukasi," jelas dia.

Angga, salah satu orang tua peserta mengapresiasi khitanan massal BSMI ini karena tidak hanya ditujukan untuk umat Islam. Khitan,  kata dia, sungguh penting untuk semua umat beragama karena untuk kesehatan. Dia berharap program ini bisa lebih tersosialisasi pada tahun-tahun berikutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement