Jumat 09 Mar 2018 17:58 WIB

MUI Apresiasi Polri tak Kaitkan Hoaks dengan Islam

Pernyataan Polri itu benar-benar menyejukkan dan melegakan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MUI mengapresiasi pernyataan Wakapolri Komjen M Syafruddin, yang mengatakan bahwa penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian (hate speech), tindakan radikalisme dan terorisme di negeri ini tidak ada kaitannya dengan Islam. Dalam pernyataannya, Wakapolri mengatakan, kalaupun ada ada orang Islam yang menyebarkan hoaks dan hate speech, hal itu pasti dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan bukan mencerminkan umat Islam.

"Pernyataan ini benar-benar menyejukkan dan melegakan, karena selama ini bila ada orang yang melakukan hate speech dan menyebarkan berita hoaks, radikalisme dan terorisme, kita yang beragama Islam dan tidak melakukan itu dan bahkan membenci itu menjadi terbawa-bawa," kata Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (9/3).

Sehingga akibat dari pemberitaan itu, Anwar mengatakan, umat Islam benar-benar merasa dirugikan. Karena dengan cara itu, umat Islam menjadi berada dalam posisi tersudut dan disudut-sudutkan. Akibatnya, kata Anwar, banyak umat Islam yang merasa kesal dan merasa curiga terhadap penanganan masalah yang dilakukan oleh para penegak hukum dan pihak kepolisian.

Karena penyebutan hoaks yang dikaitkan dengan umat Islam itulah, dia mengatakan, masyarakat memiliki analisis yang melebar dan merebak ke mana-mana. Bahkan, adapula yang menyimpulkan jika pihak kepolisian tidak adil, tebang pilih dan diskriminatif.

 

Hal itu karena yang mereka bidik hanya orang Islam. Padahal, Anwar menilai, pihak kepolisian mungkin sudah bekerja keras dan berlaku profesional dalam menangani kasus yang dihadapinya.

"Mudah-mudahan sikap dan kebijakan yang disampaikan oleh Wakapolri ini benar-benar bisa diimplementasikan. Sehingga kegaduhan di negeri ini di masa depan akan bisa kita hindari," lanjutnya.

Anwar mengatakan, masyarakat terutama dari kalangan umat Islam pasti akan menerima dan mendukung pihak kepolisian untuk menangkap dan menindak pihak-pihak yang memang bersalah dan melanggar hukum. Namun, dia menegaskan, agar pelaku kejahatan tersebut tidak dikaitkan dengan agama, suku dan rasnya.

Untuk itu, dia mengatakan, umat Islam benar-benar berharap agar pihak kepolisian lebih fokus kepada para pelaku dan tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan, tanpa mengaitkannya dengan agama, suku, dan ras sang pelaku.

"Kita berharap dengan sikap dan paradigma baru dari kepolisian ini Indonesia akan menjadi negeri yang aman, tenteram dan damai, serta sunyi dari kegaduhan, karena para penegak hukum dan pihak kepolisian benar-benar telah mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat dan rakyat serta bangsa Indonesia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement