Jumat 09 Mar 2018 13:16 WIB

Pemuda Muhammadiyah Sebut UIN Suka Hilang Nalar Ilmiah

Tidak ada larangan bercadar dalam Islam.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: Republika / Darmawan
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah menyebut, perguruan tinggi Islam sudah kehilangan nalar ilmiah terkait polemik larangan bercadar. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzhar Simanjuntak menyayangkan polemik furuiyah masih menjadi masalah di negeri yang mayoritas Islam.

"Pada dasarnya memang berbeda-beda, toh tidak ada larangan bercadar dalam Islam," kecam Dahnil dalam keterangan persnya di Jakarta Jumat (9/3).

Sementara itu, sikap Muhammadiyah terkait cadar, menurut Dahnil, meskipun tidak. Itulah, kayanya khazanah Islam. "Karena batas Aurat untuk perempuan adalah wajah dan telapak tangannya, jadi terang dalam Fiqh yang dipahami Muhammadiyah tidak ada kewajiban mengenakan cadar," imbuh Dahnil.

Dahnil juga menyayangkan, larangan ini justru datang dari Universitas Islam, dimana seharusnya memahami dengan baik terkait keberagaman tafsir dalam Islam. "Bagi saya UIN Yogyakarta telah kehilangan peran vital dari Universitas, dimana Universitas adalah rumah dari seluruh nalar ilmiah, setiap gagasan, ide dan pemikiran saling bertarung satu dengan lainnya untuk menunjukkan keunggulannya," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement