Ahad 04 Mar 2018 19:22 WIB

Menag Serahkan Bantuan dan 1.091 KIP di Ponpes Ushuluddin

Mereka yang ditakdirkan berada di pondok pesantren hakikatnya adalah orang pilihan.

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan bantuan kepada pimpinan Ponpes Ushuluddin Singkawang
Foto: dok. Kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan bantuan kepada pimpinan Ponpes Ushuluddin Singkawang

REPUBLIKA.CO.ID, SINGKAWANG -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan bantuan pembangunan untuk Pondok Pesantren Ushuluddin. Bantuan ini diserahkan kepada pimpinan Pesantren yang berlokasi di Jalan Alianyang, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.

Kunjungan Menag ke Ponpes Ushuluddin disambut iringan marching band dan paduan Kompang dari para santri. Saat memasuki kampus, Menag dipasangkan Tanjak khas Melayu Kalbar oleh KH Bujang Rasni selaku pimpinan pesantren.

Selain menyerahkan bantuan anggaran dari Kemenag sebesar Rp 180 juta, Menag juga menyerahkan 1.091 Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada para santri. KIP ini diserahkan secara simbolis oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin kepada dua santri, yakni Akbar Maulana dan Islamiyah di kampus Pesantren Ushuluddin.

"Mudah-mudahan bantun dari Kemenag ini bisa ditasarufkan dan digunakan demi untuk kemajuan pondok pesantren sehingga mendatangkan manfaat dan berkah dari Allah SWT," kata Menag Lukman di Singkawang.

Turut mendampingi Lukman, Kepala Kanwil Kemenag Kalbar, Kepala Kantor Kemenag Singkawang, dan Sesmen Khoirul Huda. Sebelumnya, mewakili Presiden Joko Widodo, Menag membuka gelaran perayaan Imlek 2569 Kongzili dan Cap Go Meh 2018 di Kota Singkawang.

"Terima kasih dan apresiasi saya haturkan kepada pimpinan dan pengasuh Ponpes Uhuluddin dan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada pondok pesantren ini. Karena bagaimana pun juga adanya lembaga pendidikan dalam hal ini pondok pesantren telah meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan," ujarnya.

Kepada para santri dan satriwati Pondok Pesantren Ushuluddin Singkawang, Lukman berpesan, agar mensyukuri takdir Allah SWT. Mereka yang ditakdirkan berada di pondok pesantren hakikatnya adalah orang-orang pilihan.

"Saya dulu empat tahun di pondok pesantren. Sekarang saya menyesal sebesar-besarnya, karena banyak ilmu di pondok pesantren yang tidak saya pelajari secara maksimal dan optimal. Oleh karenanya jangan pernah kita berada dalam kondisi kosong atau tidak melakukan aktivitas apapun," kata dia.

"Mudah-mudahan para santri Pondok Pesantren Ushuluddin ini betul-betul mendapatkan yang terbaik sehingga pada akhirnya ketika melajutkan pedidikan yang lebih tinggi, segala ilmu yang didapat membawa manfaat dan kemaslahatan bagi lingkungan masing-masing," ujarnya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement