Ahad 25 Feb 2018 20:01 WIB

Ketum MUI: Jangan Sampai Rusak Keutuhan Bangsa

Negara tidak boleh dikorbankan hanya karena akan memilih seorang pemimpin.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum MUI KH Maruf Amin
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua Umum MUI KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak 2018 akan segera berlangsung di 171 daerah. Sedangkan di 2019, juga akan digelar pemilihan presiden. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merusak keutuhan bangsa, apalagi saat ini banyak tersebar informasi hoax di media sosial.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)Pusat Prof KH Maruf Amin mengatakan, dengan adanya Pilkada serentak 2018 di berbagai daerah tersebut jangan sampai merusak persatuan dan kesatuan bangsaIndonesia. "Kita berharap Pilgub, Pilpres nanti jangan sampai merusak keutuhan bangsa. Itu kan cuma mencari pemimpin. Kenapa negara harus dikorbankan," ujar Kiai Marufusai memberikan tausyiah dalam pengajian umara dan ulama di Kota Depok belum lama ini.

Menurut Kiai Maruf, negara tidak boleh dikorbankan hanya karena akan memilih seorang pemimpin. Karena itu, dia pun mengimbau, agar masyarakat tidak menyambutnya dengan cara mengedapankan emosi.

"Negara ini tidak boleh dikorbankan. Urusan pemimpin silakan memilih. Tidak usah dengan cara emosi. Dengan cara yang gembira saja. Saya milih ini, saya milih itu. Jadi tidak ada masalah," ucap alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang ini.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara Banten ini juga mengimbau, agar masyarakat Indonesia tidak golput dalam Pilkada serentak nanti, karena akan menentukan nasib bangsa ke depannya. "Saya kira sebgaai warga negara, sebaiknya dia harus memberi aspirasinya. Supaya pemilihan umumnya itu memang memenuhi. Kalau bisa 100 persen. Kalau gak ya jangan kurangdari 70 ke atas lah. Supaya hasil pemilu legetimatif, begitu ya," kata Rais AamPBNU ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement