Kamis 22 Feb 2018 21:00 WIB

Propaganda Teroris Pakai Internet Gunakan Medsos

Sebelumnya media yang gunakan teroris adalah poster dan pamfelt.

Media sosial
Foto: pixabay
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose menyebut Negara Islam Indonesia (NII) tidak bisa dipungkiri menjadi awal lahirnya gerakan radikal di Indonesia. Dalam seminar "Cara Terbaik Menangani Terorisme" yang diprakarsai mahasiswa Program Doktoral STIK/PTIK di Jakarta, Kamis (22/2).

"Metamorfosis dari jaringan teroris Indonesia berawal dari kelompok Darul Islam atau Negara Islam Indonesia," ujarnya Petrus yang hadir menggantikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam siaran pers dari panitia.

Petrus menjelaskan, Kelompok radikal saat ini banyak yang menggunakan internet dalam melancarkan aksinya. "Propaganda teroris pake internet dengan menggunakan media sosial (medsos) sebagai media propaganda. Sebelum adanya internet, teroris pake pamfelt sama poster untuk melakukan propaganda di media sosial," katanya.

Dia menambahkan, dalam menanggapi meningkatnya radikalisme, Indonesia telah mencoba untuk melakukan tindakan yang berhasil dengan dua pendekatan, yaitu penegakan hukum dan soft approach. Teroris yang telah ditangkap tidak menyebabkan deradikalisme namun lebih banyak kontraideologi tentang nilai jihad," katanya.

Head of International Centre for Political Violence and Terrorism Research, Prof Rohan Gunaratna mengatakan, ISIS yang menang di Irak pada 2014 telah kehilangan keunggulan. Saat ini, kata dia, kelompok ISIS bersifat defensif, dan hanya berjuang untuk mempertahankan bentengnya di Irak dan Suriah.

"Ini kontras dengan situasi di tahun 2014, saat kelompok ini sedang naik daun," kata Rohan.

Rohan juga membahas serangan teroris Divisi ISIS Asia Timur baru-baru ini di Filipina. Dia berpendapat, serangan itu merupakan penyatuan berbagai kelompok militan di bawah payung ISIS menunjukkan pengaruhanya yang meningkat di Filipina. Belum lagi, ISIS sempat melakukan bentrokan dengan pasukan keamanan Filipina.

"Ini sebuah pengingat bahwa kelompok tersebut mencoba untuk memperluas ke utara. ISIS di Filipina tidak hanya menghadirkan ancaman domestik, tapi regional dan internasional yang perlu ditangani dengan cepat, " kata Rohan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement